Changes
On 2023 मे 12 09:56:33 UTC,
-
No fields were updated. See the metadata diff for more details.
f | 1 | { | f | 1 | { |
2 | "author": "Dinas Kelautan dan Perikanan ", | 2 | "author": "Dinas Kelautan dan Perikanan ", | ||
3 | "author_email": "dkpprovkaltim@gmail.com", | 3 | "author_email": "dkpprovkaltim@gmail.com", | ||
4 | "creator_user_id": "33aaff75-c103-4454-80d5-73f095521e72", | 4 | "creator_user_id": "33aaff75-c103-4454-80d5-73f095521e72", | ||
5 | "extras": [], | 5 | "extras": [], | ||
6 | "groups": [], | 6 | "groups": [], | ||
7 | "id": "071b8afe-3956-461c-a9f7-bb21a786b693", | 7 | "id": "071b8afe-3956-461c-a9f7-bb21a786b693", | ||
8 | "isopen": false, | 8 | "isopen": false, | ||
9 | "license_id": "other-nc", | 9 | "license_id": "other-nc", | ||
10 | "license_title": "Lainnya (Non-Commercial)", | 10 | "license_title": "Lainnya (Non-Commercial)", | ||
11 | "maintainer": "Heliana", | 11 | "maintainer": "Heliana", | ||
12 | "maintainer_email": "dkpprovkaltim@gmail.com", | 12 | "maintainer_email": "dkpprovkaltim@gmail.com", | ||
13 | "metadata_created": "2023-05-12T09:56:08.261801", | 13 | "metadata_created": "2023-05-12T09:56:08.261801", | ||
t | 14 | "metadata_modified": "2023-05-12T09:56:08.261806", | t | 14 | "metadata_modified": "2023-05-12T09:56:33.255525", |
15 | "name": "16_fd-2021-2022_peremajaan-terumbu-karang", | 15 | "name": "16_fd-2021-2022_peremajaan-terumbu-karang", | ||
16 | "notes": "PEREMAJAAN TERUMBU KARANG KALIMANTAN TIMUR TAHUN | 16 | "notes": "PEREMAJAAN TERUMBU KARANG KALIMANTAN TIMUR TAHUN | ||
17 | 2021-2022\r\nTERUMBU KARANG KALIMANTAN TIMUR DALAM 1 TAHUN\r\n\r\nA. | 17 | 2021-2022\r\nTERUMBU KARANG KALIMANTAN TIMUR DALAM 1 TAHUN\r\n\r\nA. | ||
18 | DEFINISI TERUMBU KARANG\r\n\r\nTerumbu karang adalah sekumpulan hewan | 18 | DEFINISI TERUMBU KARANG\r\n\r\nTerumbu karang adalah sekumpulan hewan | ||
19 | karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut | 19 | karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut | ||
20 | zooxanthellae. Terumbu karang termasuk dalam jenis filum Cnidaria | 20 | zooxanthellae. Terumbu karang termasuk dalam jenis filum Cnidaria | ||
21 | kelas Anthozoa yang memiliki tentakel. Kelas Anthozoa tersebut terdiri | 21 | kelas Anthozoa yang memiliki tentakel. Kelas Anthozoa tersebut terdiri | ||
22 | dari dua Subkelas yaitu Hexacorallia (atau Zoantharia) dan | 22 | dari dua Subkelas yaitu Hexacorallia (atau Zoantharia) dan | ||
23 | Octocorallia, yang keduanya dibedakan secara asal-usul. Morfologi dan | 23 | Octocorallia, yang keduanya dibedakan secara asal-usul. Morfologi dan | ||
24 | Fisiologi.\r\n\r\nKoloni karang dibentuk oleh ribuan hewan kecil yang | 24 | Fisiologi.\r\n\r\nKoloni karang dibentuk oleh ribuan hewan kecil yang | ||
25 | disebut Polip. Dalam bentuk sederhananya, karang terdiri dari satu | 25 | disebut Polip. Dalam bentuk sederhananya, karang terdiri dari satu | ||
26 | polip saja yang mempunyai bentuk tubuh seperti tabung dengan mulut | 26 | polip saja yang mempunyai bentuk tubuh seperti tabung dengan mulut | ||
27 | yang terletak di bagian atas dan dikelilingi oleh Tentakel. Namun pada | 27 | yang terletak di bagian atas dan dikelilingi oleh Tentakel. Namun pada | ||
28 | kebanyakan Spesies, satu individu polip karang akan berkembang menjadi | 28 | kebanyakan Spesies, satu individu polip karang akan berkembang menjadi | ||
29 | banyak individu yang disebut koloni. Hewan ini memiliki bentuk unik | 29 | banyak individu yang disebut koloni. Hewan ini memiliki bentuk unik | ||
30 | dan warna beraneka rupa serta dapat menghasilkan CaCO3. Terumbu karang | 30 | dan warna beraneka rupa serta dapat menghasilkan CaCO3. Terumbu karang | ||
31 | merupakan habitat bagi berbagai spesies tumbuhan laut, hewan laut, dan | 31 | merupakan habitat bagi berbagai spesies tumbuhan laut, hewan laut, dan | ||
32 | mikroorganisme laut lainnya yang belum diketahui.\r\n\r\nHabitat | 32 | mikroorganisme laut lainnya yang belum diketahui.\r\n\r\nHabitat | ||
33 | Terumbu karang pada umumnya hidup di pinggir pantai atau daerah yang | 33 | Terumbu karang pada umumnya hidup di pinggir pantai atau daerah yang | ||
34 | masih terkena cahaya matahari kurang lebih 50 m di bawah permukaan | 34 | masih terkena cahaya matahari kurang lebih 50 m di bawah permukaan | ||
35 | laut. Beberapa tipe terumbu karang dapat hidup jauh di dalam laut dan | 35 | laut. Beberapa tipe terumbu karang dapat hidup jauh di dalam laut dan | ||
36 | tidak memerlukan cahaya, namun terumbu karang tersebut tidak | 36 | tidak memerlukan cahaya, namun terumbu karang tersebut tidak | ||
37 | bersimbiosis dengan zooxanhellae dan tidak membentuk | 37 | bersimbiosis dengan zooxanhellae dan tidak membentuk | ||
38 | karang.\r\n\r\nEkosistem terumbu karang sebagian besar terdapat di | 38 | karang.\r\n\r\nEkosistem terumbu karang sebagian besar terdapat di | ||
39 | perairan tropis, sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan | 39 | perairan tropis, sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan | ||
40 | hidupnya terutama suhu, salinitas, sedimentasi, Eutrofikasi dan | 40 | hidupnya terutama suhu, salinitas, sedimentasi, Eutrofikasi dan | ||
41 | memerlukan kualitas perairan alami (pristine). Demikian halnya dengan | 41 | memerlukan kualitas perairan alami (pristine). Demikian halnya dengan | ||
42 | perubahan suhu lingkungan akibat pemanasan global yang melanda | 42 | perubahan suhu lingkungan akibat pemanasan global yang melanda | ||
43 | perairan tropis pada tahun 1998 telah menyebabkan pemutihan karang | 43 | perairan tropis pada tahun 1998 telah menyebabkan pemutihan karang | ||
44 | (coral bleaching) yang diikuti dengan kematian massal mencapai 90-95%. | 44 | (coral bleaching) yang diikuti dengan kematian massal mencapai 90-95%. | ||
45 | Selama peristiwa pemutihan tersebut, rata-rata suhu permukaan air di | 45 | Selama peristiwa pemutihan tersebut, rata-rata suhu permukaan air di | ||
46 | perairan Indonesia adalah 2-3 \u00b0C di atas suhu normal.\r\n | 46 | perairan Indonesia adalah 2-3 \u00b0C di atas suhu normal.\r\n | ||
47 | \r\n\r\nB. MANFAAT TERUMBU KARANG\r\n\r\nTerumbu karang mengandung | 47 | \r\n\r\nB. MANFAAT TERUMBU KARANG\r\n\r\nTerumbu karang mengandung | ||
48 | berbagai manfaat yang sangat besar dan beragam, baik secara ekologi | 48 | berbagai manfaat yang sangat besar dan beragam, baik secara ekologi | ||
49 | maupun ekonomi. Estimasi jenis manfaat yang terkandung dalam terumbu | 49 | maupun ekonomi. Estimasi jenis manfaat yang terkandung dalam terumbu | ||
50 | karang dapat diidentifikasi menjadi dua yaitu manfaat langsung dan | 50 | karang dapat diidentifikasi menjadi dua yaitu manfaat langsung dan | ||
51 | manfaat tidak langsung.\r\n\r\nManfaat dari terumbu karang yang | 51 | manfaat tidak langsung.\r\n\r\nManfaat dari terumbu karang yang | ||
52 | langsung dapat dimanfaatkan oleh manusia adalah: sebagai tempat hidup | 52 | langsung dapat dimanfaatkan oleh manusia adalah: sebagai tempat hidup | ||
53 | ikan yang banyak dibutuhkan manusia dalam bidang pangan, seperti ikan | 53 | ikan yang banyak dibutuhkan manusia dalam bidang pangan, seperti ikan | ||
54 | kerapu, ikan baronang, ikan ekor kuning, batu karang, pariwisata, | 54 | kerapu, ikan baronang, ikan ekor kuning, batu karang, pariwisata, | ||
55 | wisata bahari melihat keindahan bentuk dan warnanya, serta penelitian | 55 | wisata bahari melihat keindahan bentuk dan warnanya, serta penelitian | ||
56 | dan pemanfaatan biota perairan lainnya yang terkandung di | 56 | dan pemanfaatan biota perairan lainnya yang terkandung di | ||
57 | dalamnya.\r\n\r\nSedangkan yang termasuk dalam pemanfaatan tidak | 57 | dalamnya.\r\n\r\nSedangkan yang termasuk dalam pemanfaatan tidak | ||
58 | langsung adalah sebagai penahan abrasi pantai yang disebabkan | 58 | langsung adalah sebagai penahan abrasi pantai yang disebabkan | ||
59 | gelombang dan ombak laut, serta sebagai sumber keanekaragaman | 59 | gelombang dan ombak laut, serta sebagai sumber keanekaragaman | ||
60 | hayati.\r\n\r\n\r\nC. KLASIFIKASI TERUMBU KARANG / JENIS-JENIS TERUMBU | 60 | hayati.\r\n\r\n\r\nC. KLASIFIKASI TERUMBU KARANG / JENIS-JENIS TERUMBU | ||
61 | KARANG\r\n\r\n1. Berdasarkan kemampuan memproduksi kapur\r\n\r\na. | 61 | KARANG\r\n\r\n1. Berdasarkan kemampuan memproduksi kapur\r\n\r\na. | ||
62 | Karang hermatipik\r\nKarang hermatifik adalah karang yang dapat | 62 | Karang hermatipik\r\nKarang hermatifik adalah karang yang dapat | ||
63 | membentuk bangunan karang yang dikenal menghasilkan terumbu dan | 63 | membentuk bangunan karang yang dikenal menghasilkan terumbu dan | ||
64 | penyebarannya hanya ditemukan di daerah tropis. Karang hermatipik | 64 | penyebarannya hanya ditemukan di daerah tropis. Karang hermatipik | ||
65 | bersimbiosis mutualisme dengan zooxanthellae, yaitu sejenis algae | 65 | bersimbiosis mutualisme dengan zooxanthellae, yaitu sejenis algae | ||
66 | uniseluler (Dinoflagellata unisuler), seperti Gymnodinium | 66 | uniseluler (Dinoflagellata unisuler), seperti Gymnodinium | ||
67 | microadriatum, yang terdapat di jaringan-jaringan polip binatang | 67 | microadriatum, yang terdapat di jaringan-jaringan polip binatang | ||
68 | karang dan melaksanakan Fotosintesis. Dalam simbiosis, zooxanthellae | 68 | karang dan melaksanakan Fotosintesis. Dalam simbiosis, zooxanthellae | ||
69 | menghasilkan oksigen dan senyawa organik melalui fotosintesis yang | 69 | menghasilkan oksigen dan senyawa organik melalui fotosintesis yang | ||
70 | akan dimanfaatkan oleh karang, sedangkan karang menghasilkan komponen | 70 | akan dimanfaatkan oleh karang, sedangkan karang menghasilkan komponen | ||
71 | inorganik berupa nitrat, fosfat dan karbon dioksida untuk keperluan | 71 | inorganik berupa nitrat, fosfat dan karbon dioksida untuk keperluan | ||
72 | hidup zooxanthellae. Hasil samping dari aktivitas ini adalah endapan | 72 | hidup zooxanthellae. Hasil samping dari aktivitas ini adalah endapan | ||
73 | kalsium karbonat yang struktur dan bentuk bangunannya khas. Ciri ini | 73 | kalsium karbonat yang struktur dan bentuk bangunannya khas. Ciri ini | ||
74 | akhirnya digunakan untuk menentukan jenis atau spesies binatang | 74 | akhirnya digunakan untuk menentukan jenis atau spesies binatang | ||
75 | karang.\r\n\r\nKarang hermatipik mempunyai sifat yang unik yaitu | 75 | karang.\r\n\r\nKarang hermatipik mempunyai sifat yang unik yaitu | ||
76 | perpaduan antara sifat hewan dan tumbuhan sehingga arah pertumbuhannya | 76 | perpaduan antara sifat hewan dan tumbuhan sehingga arah pertumbuhannya | ||
77 | selalu bersifat Fototropik positif. Umumnya jenis karang ini hidup di | 77 | selalu bersifat Fototropik positif. Umumnya jenis karang ini hidup di | ||
78 | perairan pantai /laut yang cukup dangkal dimana penetrasi cahaya | 78 | perairan pantai /laut yang cukup dangkal dimana penetrasi cahaya | ||
79 | matahari masih sampai ke dasar perairan tersebut. Disamping itu untuk | 79 | matahari masih sampai ke dasar perairan tersebut. Disamping itu untuk | ||
80 | hidup binatang karang membutuhkan suhu air yang hangat berkisar antara | 80 | hidup binatang karang membutuhkan suhu air yang hangat berkisar antara | ||
81 | 25-32 \u00b0C.\r\n\r\nb. Karang ahermatipik\r\nKarang ahermatipik | 81 | 25-32 \u00b0C.\r\n\r\nb. Karang ahermatipik\r\nKarang ahermatipik | ||
82 | tidak menghasilkan terumbu dan ini merupakan kelompok yang tersebar | 82 | tidak menghasilkan terumbu dan ini merupakan kelompok yang tersebar | ||
83 | luas diseluruh dunia\r\n\r\n \r\n2. Berdasarkan bentuk dan tempat | 83 | luas diseluruh dunia\r\n\r\n \r\n2. Berdasarkan bentuk dan tempat | ||
84 | tumbuh\r\n\r\na. Terumbu (reef)\r\nEndapan masif batu kapur | 84 | tumbuh\r\n\r\na. Terumbu (reef)\r\nEndapan masif batu kapur | ||
85 | (limestone), terutama kalsium karbonat (CaCO3), yang utamanya | 85 | (limestone), terutama kalsium karbonat (CaCO3), yang utamanya | ||
86 | dihasilkan oleh hewan karang dan biota-biota lain, seperti alga | 86 | dihasilkan oleh hewan karang dan biota-biota lain, seperti alga | ||
87 | berkapur, yang mensekresi kapur, seperti alga berkapur dan Mollusca. | 87 | berkapur, yang mensekresi kapur, seperti alga berkapur dan Mollusca. | ||
88 | Konstruksi batu kapur biogenis yang menjadi struktur dasar suatu | 88 | Konstruksi batu kapur biogenis yang menjadi struktur dasar suatu | ||
89 | ekosistem pesisir. Dalam dunia navigasi laut, terumbu adalah | 89 | ekosistem pesisir. Dalam dunia navigasi laut, terumbu adalah | ||
90 | punggungan laut yang terbentuk oleh batuan kapur (termasuk karang yang | 90 | punggungan laut yang terbentuk oleh batuan kapur (termasuk karang yang | ||
91 | masuh hidup)di laut dangkal.\r\n\r\nb. Karang (koral)\r\nDisebut juga | 91 | masuh hidup)di laut dangkal.\r\n\r\nb. Karang (koral)\r\nDisebut juga | ||
92 | karang batu (stony coral), yaitu hewan dari Ordo Scleractinia, yang | 92 | karang batu (stony coral), yaitu hewan dari Ordo Scleractinia, yang | ||
93 | mampu mensekresi CaCO3. Karang batu termasuk ke dalam Kelas Anthozoa | 93 | mampu mensekresi CaCO3. Karang batu termasuk ke dalam Kelas Anthozoa | ||
94 | yaitu anggota Filum Coelenterata yang hanya mempunyai stadium | 94 | yaitu anggota Filum Coelenterata yang hanya mempunyai stadium | ||
95 | polip.[2] Dalam proses pembentukan terumbu karang maka karang batu | 95 | polip.[2] Dalam proses pembentukan terumbu karang maka karang batu | ||
96 | (Scleratina) merupakan penyusun yang paling penting atau hewan karang | 96 | (Scleratina) merupakan penyusun yang paling penting atau hewan karang | ||
97 | pembangun terumbu. Karang adalah hewan klonal yang tersusun atas | 97 | pembangun terumbu. Karang adalah hewan klonal yang tersusun atas | ||
98 | puluhan atau jutaan individu yang disebut polip. Contoh makhluk klonal | 98 | puluhan atau jutaan individu yang disebut polip. Contoh makhluk klonal | ||
99 | adalah tebu atau bambu yang terdiri atas banyak ruas.\r\n\r\nc. Karang | 99 | adalah tebu atau bambu yang terdiri atas banyak ruas.\r\n\r\nc. Karang | ||
100 | terumbu\r\nPembangun utama struktur terumbu, biasanya disebut juga | 100 | terumbu\r\nPembangun utama struktur terumbu, biasanya disebut juga | ||
101 | sebagai karang hermatipik (hermatypic coral) atau karang yang | 101 | sebagai karang hermatipik (hermatypic coral) atau karang yang | ||
102 | menghasilkan kapur. Karang terumbu berbeda dari karang lunak yang | 102 | menghasilkan kapur. Karang terumbu berbeda dari karang lunak yang | ||
103 | tidak menghasilkan kapur, berbeda dengan batu karang (rock) yang | 103 | tidak menghasilkan kapur, berbeda dengan batu karang (rock) yang | ||
104 | merupakan batu cadas atau batuan vulkanik.\r\n\r\nd. Terumbu | 104 | merupakan batu cadas atau batuan vulkanik.\r\n\r\nd. Terumbu | ||
105 | karang\r\nEkosistem di dasar laut tropis yang dibangun terutama oleh | 105 | karang\r\nEkosistem di dasar laut tropis yang dibangun terutama oleh | ||
106 | biota laut penghasil kapur (CaCO3) khususnya jenis\u00ad-jenis karang | 106 | biota laut penghasil kapur (CaCO3) khususnya jenis\u00ad-jenis karang | ||
107 | batu dan alga berkapur, bersama-sama dengan biota yang hidup di dasar | 107 | batu dan alga berkapur, bersama-sama dengan biota yang hidup di dasar | ||
108 | lainnya seperti jenis\u00ad-jenis moluska, Krustasea, Echinodermata, | 108 | lainnya seperti jenis\u00ad-jenis moluska, Krustasea, Echinodermata, | ||
109 | Polikhaeta, Porifera, dan Tunikata serta biota-biota lain yang hidup | 109 | Polikhaeta, Porifera, dan Tunikata serta biota-biota lain yang hidup | ||
110 | bebas di perairan sekitarnya, termasuk jenis-jenis Plankton dan | 110 | bebas di perairan sekitarnya, termasuk jenis-jenis Plankton dan | ||
111 | jenis-jenis nekton.[6]\r\n\r\n\r\n3. Berdasarkan letak\r\n\r\na. | 111 | jenis-jenis nekton.[6]\r\n\r\n\r\n3. Berdasarkan letak\r\n\r\na. | ||
112 | Terumbu karang tepi\r\nTerumbu karang tepi atau karang penerus atau | 112 | Terumbu karang tepi\r\nTerumbu karang tepi atau karang penerus atau | ||
113 | fringing reefs adalah jenis terumbu karang paling sederhana dan paling | 113 | fringing reefs adalah jenis terumbu karang paling sederhana dan paling | ||
114 | banyak ditemui di pinggir pantai yang terletak di daerah tropis. | 114 | banyak ditemui di pinggir pantai yang terletak di daerah tropis. | ||
115 | Terumbu karang tepi berkembang di mayoritas pesisir pantai dari | 115 | Terumbu karang tepi berkembang di mayoritas pesisir pantai dari | ||
116 | pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter | 116 | pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter | ||
117 | dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam | 117 | dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam | ||
118 | proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang ditandai | 118 | proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang ditandai | ||
119 | dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang | 119 | dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang | ||
120 | mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas | 120 | mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas | ||
121 | mengarah secara vertikal. Contoh: Bunaken (Sulawesi), Pulau Panaitan | 121 | mengarah secara vertikal. Contoh: Bunaken (Sulawesi), Pulau Panaitan | ||
122 | (Banten), Nusa Dua (Bali).\r\n\r\nb. Terumbu karang | 122 | (Banten), Nusa Dua (Bali).\r\n\r\nb. Terumbu karang | ||
123 | penghalang\r\nSecara umum, terumbu karang penghalang atau barrier | 123 | penghalang\r\nSecara umum, terumbu karang penghalang atau barrier | ||
124 | reefs menyerupai terumbu karang tepi, hanya saja jenis ini hidup lebih | 124 | reefs menyerupai terumbu karang tepi, hanya saja jenis ini hidup lebih | ||
125 | jauh dari pinggir pantai. Terumbu karang ini terletak sekitar | 125 | jauh dari pinggir pantai. Terumbu karang ini terletak sekitar | ||
126 | 0.5\u00ad2 km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan | 126 | 0.5\u00ad2 km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan | ||
127 | berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang membentuk lagoon (kolom air) | 127 | berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang membentuk lagoon (kolom air) | ||
128 | atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer. Umumnya | 128 | atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer. Umumnya | ||
129 | karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan | 129 | karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan | ||
130 | membentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus. Contoh: Batuan | 130 | membentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus. Contoh: Batuan | ||
131 | Tengah (Bintan, Kepulauan Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan), | 131 | Tengah (Bintan, Kepulauan Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan), | ||
132 | Kepulauan Banggai (Sulawesi Tengah).\r\n\r\nc. Terumbu karang | 132 | Kepulauan Banggai (Sulawesi Tengah).\r\n\r\nc. Terumbu karang | ||
133 | cincin\r\nTerumbu karang cincin atau attols merupakan terumbu karang | 133 | cincin\r\nTerumbu karang cincin atau attols merupakan terumbu karang | ||
134 | yang berbentuk cincin dan berukuran sangat besar menyerupai pulau. | 134 | yang berbentuk cincin dan berukuran sangat besar menyerupai pulau. | ||
135 | Atol banyak ditemukan pada daerah tropis di Samudra Atlantik. Terumbu | 135 | Atol banyak ditemukan pada daerah tropis di Samudra Atlantik. Terumbu | ||
136 | karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari | 136 | karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari | ||
137 | pulau\u00ad-pulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat | 137 | pulau\u00ad-pulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat | ||
138 | perbatasan dengan daratan.\r\n\r\nd.Terumbu karang datar\r\nTerumbu | 138 | perbatasan dengan daratan.\r\n\r\nd.Terumbu karang datar\r\nTerumbu | ||
139 | karang datar atau gosong terumbu (patch reefs), kadang-kadang disebut | 139 | karang datar atau gosong terumbu (patch reefs), kadang-kadang disebut | ||
140 | juga sebagai pulau datar (flat island). Terumbu ini tumbuh dari bawah | 140 | juga sebagai pulau datar (flat island). Terumbu ini tumbuh dari bawah | ||
141 | ke atas sampai ke permukaan dan, dalam kurun waktu geologis, membantu | 141 | ke atas sampai ke permukaan dan, dalam kurun waktu geologis, membantu | ||
142 | pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini akan berkembang secara | 142 | pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini akan berkembang secara | ||
143 | horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal. Contoh: | 143 | horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal. Contoh: | ||
144 | Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan Ujung Batu | 144 | Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan Ujung Batu | ||
145 | (Aceh)\r\n\r\n\r\n4. Berdasarkan zonasi\r\n\r\na. Terumbu yang | 145 | (Aceh)\r\n\r\n\r\n4. Berdasarkan zonasi\r\n\r\na. Terumbu yang | ||
146 | menghadap angin\r\nTerumbu yang menghadap angin (dalam bahasa Inggris: | 146 | menghadap angin\r\nTerumbu yang menghadap angin (dalam bahasa Inggris: | ||
147 | Windward reef) Windward merupakan sisi yang menghadap arah datangnya | 147 | Windward reef) Windward merupakan sisi yang menghadap arah datangnya | ||
148 | angin. Zona ini diawali oleh lereng terumbu yang menghadap ke arah | 148 | angin. Zona ini diawali oleh lereng terumbu yang menghadap ke arah | ||
149 | laut lepas. Di lereng terumbu, kehidupan karang melimpah pada | 149 | laut lepas. Di lereng terumbu, kehidupan karang melimpah pada | ||
150 | kedalaman sekitar 50 meter dan umumnya didominasi oleh karang lunak. | 150 | kedalaman sekitar 50 meter dan umumnya didominasi oleh karang lunak. | ||
151 | Namun, pada kedalaman sekitar 15 meter sering terdapat teras terumbu | 151 | Namun, pada kedalaman sekitar 15 meter sering terdapat teras terumbu | ||
152 | yang memiliki kelimpahan karang keras yang cukup tinggi dan karang | 152 | yang memiliki kelimpahan karang keras yang cukup tinggi dan karang | ||
153 | tumbuh dengan subur. Mengarah ke dataran pulau atau gosong terumbu, di | 153 | tumbuh dengan subur. Mengarah ke dataran pulau atau gosong terumbu, di | ||
154 | bagian atas teras terumbu terdapat penutupan alga koralin yang cukup | 154 | bagian atas teras terumbu terdapat penutupan alga koralin yang cukup | ||
155 | luas di punggungan bukit terumbu tempat pengaruh gelombang yang kuat. | 155 | luas di punggungan bukit terumbu tempat pengaruh gelombang yang kuat. | ||
156 | Daerah ini disebut sebagai pematang alga. Akhirnya zona windward | 156 | Daerah ini disebut sebagai pematang alga. Akhirnya zona windward | ||
157 | diakhiri oleh rataan terumbu yang sangat dangkal.\r\n\r\nb. Terumbu | 157 | diakhiri oleh rataan terumbu yang sangat dangkal.\r\n\r\nb. Terumbu | ||
158 | yang membelakangi angin\r\nTerumbu yang membelakangi angin (Leeward | 158 | yang membelakangi angin\r\nTerumbu yang membelakangi angin (Leeward | ||
159 | reef) merupakan sisi yang membelakangi arah datangnya angin. Zona ini | 159 | reef) merupakan sisi yang membelakangi arah datangnya angin. Zona ini | ||
160 | umumnya memiliki hamparan terumbu karang yang lebih sempit daripada | 160 | umumnya memiliki hamparan terumbu karang yang lebih sempit daripada | ||
161 | windward reef dan memiliki bentangan goba (lagoon) yang cukup lebar. | 161 | windward reef dan memiliki bentangan goba (lagoon) yang cukup lebar. | ||
162 | Kedalaman goba biasanya kurang dari 50 meter, namun kondisinya kurang | 162 | Kedalaman goba biasanya kurang dari 50 meter, namun kondisinya kurang | ||
163 | ideal untuk pertumbuhan karang karena kombinasi faktor gelombang dan | 163 | ideal untuk pertumbuhan karang karena kombinasi faktor gelombang dan | ||
164 | sirkulasi air yang lemah serta sedimentasi yang lebih besar.\r\n\r\n | 164 | sirkulasi air yang lemah serta sedimentasi yang lebih besar.\r\n\r\n | ||
165 | \r\nD. DASAR HUKUM REHABILITASI TERUMBU KARANG\r\n\r\nDalam | 165 | \r\nD. DASAR HUKUM REHABILITASI TERUMBU KARANG\r\n\r\nDalam | ||
166 | Merehabilitasi Terumbu Karang telah diatur dalam peraturan perundangan | 166 | Merehabilitasi Terumbu Karang telah diatur dalam peraturan perundangan | ||
167 | sebagai berikut :\r\n1. Perpres No 121 Tahun 2012 tentang Rehabilitasi | 167 | sebagai berikut :\r\n1. Perpres No 121 Tahun 2012 tentang Rehabilitasi | ||
168 | di Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, yang mengatur tetang proses | 168 | di Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, yang mengatur tetang proses | ||
169 | rehabilitasi ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil yang terdiri dari | 169 | rehabilitasi ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil yang terdiri dari | ||
170 | ruang lingkup kegiatan rehabilitasi ekosistem dan populasi ikan, | 170 | ruang lingkup kegiatan rehabilitasi ekosistem dan populasi ikan, | ||
171 | kriteria kerusakan ekosistem, tahapan rehabilitasi (identifikasi | 171 | kriteria kerusakan ekosistem, tahapan rehabilitasi (identifikasi | ||
172 | penyebab kerusakan, identifikasi tingkat kerusakan, perencanaan | 172 | penyebab kerusakan, identifikasi tingkat kerusakan, perencanaan | ||
173 | rehabilitasi), monitoring dan evaluasi\r\n2. Pemen KP No. 24 Tahun | 173 | rehabilitasi), monitoring dan evaluasi\r\n2. Pemen KP No. 24 Tahun | ||
174 | 2016 tentang Tata Cara Rehabilitasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau | 174 | 2016 tentang Tata Cara Rehabilitasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau | ||
175 | Kecil yang mengatur tata cara rehabilitasi untuk masing-masing | 175 | Kecil yang mengatur tata cara rehabilitasi untuk masing-masing | ||
176 | ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil\r\n3. KepMenLHNo 04/2001 | 176 | ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil\r\n3. KepMenLHNo 04/2001 | ||
177 | tentang Kriteria Baku KerusakanTerumbu Karang\r\n4. Kepmen KP No.38 | 177 | tentang Kriteria Baku KerusakanTerumbu Karang\r\n4. Kepmen KP No.38 | ||
178 | Tahun 2004 tentang Pedoman Umum Pengelolaan Terumbu Karang\r\n\r\n | 178 | Tahun 2004 tentang Pedoman Umum Pengelolaan Terumbu Karang\r\n\r\n | ||
179 | \r\nE. DATA TERUMBU KARANG\r\n\r\nOne Map Terumbu Karang 2013 | 179 | \r\nE. DATA TERUMBU KARANG\r\n\r\nOne Map Terumbu Karang 2013 | ||
180 | (JPEG)\r\nBuku status terumbu karang tahun 2017 (pdf)\r\nBuku status | 180 | (JPEG)\r\nBuku status terumbu karang tahun 2017 (pdf)\r\nBuku status | ||
181 | terumbu karang tahun 2018 (pdf)\r\n\r\n ", | 181 | terumbu karang tahun 2018 (pdf)\r\n\r\n ", | ||
182 | "num_resources": 0, | 182 | "num_resources": 0, | ||
183 | "num_tags": 1, | 183 | "num_tags": 1, | ||
184 | "organization": { | 184 | "organization": { | ||
185 | "approval_status": "approved", | 185 | "approval_status": "approved", | ||
186 | "created": "2021-07-08T06:54:03.371544", | 186 | "created": "2021-07-08T06:54:03.371544", | ||
187 | "description": "Jalan Kesuma Bangsa, Dadi Mulya, Samarinda, Kota | 187 | "description": "Jalan Kesuma Bangsa, Dadi Mulya, Samarinda, Kota | ||
188 | Samarinda, Kalimantan Timur 75242", | 188 | Samarinda, Kalimantan Timur 75242", | ||
189 | "id": "aa9b0229-79ad-45e8-be2f-46d8b71ed7ac", | 189 | "id": "aa9b0229-79ad-45e8-be2f-46d8b71ed7ac", | ||
190 | "image_url": "2021-07-08-061059.148542kaltim.png", | 190 | "image_url": "2021-07-08-061059.148542kaltim.png", | ||
191 | "is_organization": true, | 191 | "is_organization": true, | ||
192 | "name": "dinas-kelautan-dan-perikanan", | 192 | "name": "dinas-kelautan-dan-perikanan", | ||
193 | "state": "active", | 193 | "state": "active", | ||
194 | "title": "Dinas Kelautan dan Perikanan", | 194 | "title": "Dinas Kelautan dan Perikanan", | ||
195 | "type": "organization" | 195 | "type": "organization" | ||
196 | }, | 196 | }, | ||
197 | "owner_org": "aa9b0229-79ad-45e8-be2f-46d8b71ed7ac", | 197 | "owner_org": "aa9b0229-79ad-45e8-be2f-46d8b71ed7ac", | ||
198 | "private": false, | 198 | "private": false, | ||
199 | "relationships_as_object": [], | 199 | "relationships_as_object": [], | ||
200 | "relationships_as_subject": [], | 200 | "relationships_as_subject": [], | ||
201 | "resources": [], | 201 | "resources": [], | ||
202 | "state": "draft", | 202 | "state": "draft", | ||
203 | "tags": [ | 203 | "tags": [ | ||
204 | { | 204 | { | ||
205 | "display_name": "terumbu karang", | 205 | "display_name": "terumbu karang", | ||
206 | "id": "39480890-cebc-4ec2-82a3-2350dd85cc34", | 206 | "id": "39480890-cebc-4ec2-82a3-2350dd85cc34", | ||
207 | "name": "terumbu karang", | 207 | "name": "terumbu karang", | ||
208 | "state": "active", | 208 | "state": "active", | ||
209 | "vocabulary_id": null | 209 | "vocabulary_id": null | ||
210 | } | 210 | } | ||
211 | ], | 211 | ], | ||
212 | "title": "16_FD-2021-2022_Peremajaan-Terumbu-Karang", | 212 | "title": "16_FD-2021-2022_Peremajaan-Terumbu-Karang", | ||
213 | "type": "dataset", | 213 | "type": "dataset", | ||
214 | "url": "Dinas Kelautan dan Perikanan", | 214 | "url": "Dinas Kelautan dan Perikanan", | ||
215 | "version": "" | 215 | "version": "" | ||
216 | } | 216 | } |