Αλλαγές
On 15 Νοεμβρίου 2023 - 12:30:00 π.μ. UTC, bidstatistik:
-
No fields were updated. See the metadata diff for more details.
f | 1 | { | f | 1 | { |
2 | "author": "Dinas Kelautan dan Perikanan ", | 2 | "author": "Dinas Kelautan dan Perikanan ", | ||
3 | "author_email": "dkpprovkaltim@gmail.com", | 3 | "author_email": "dkpprovkaltim@gmail.com", | ||
4 | "creator_user_id": "33aaff75-c103-4454-80d5-73f095521e72", | 4 | "creator_user_id": "33aaff75-c103-4454-80d5-73f095521e72", | ||
5 | "extras": [], | 5 | "extras": [], | ||
6 | "groups": [], | 6 | "groups": [], | ||
7 | "id": "0c7c8af2-de78-4d9e-8aaa-b3cd2f58ebb1", | 7 | "id": "0c7c8af2-de78-4d9e-8aaa-b3cd2f58ebb1", | ||
8 | "isopen": false, | 8 | "isopen": false, | ||
9 | "license_id": "other-nc", | 9 | "license_id": "other-nc", | ||
10 | "license_title": "Lainnya (Non-Commercial)", | 10 | "license_title": "Lainnya (Non-Commercial)", | ||
11 | "maintainer": "Heliana", | 11 | "maintainer": "Heliana", | ||
12 | "maintainer_email": "dkpprovkaltim@gmail.com", | 12 | "maintainer_email": "dkpprovkaltim@gmail.com", | ||
13 | "metadata_created": "2023-05-12T10:40:30.754657", | 13 | "metadata_created": "2023-05-12T10:40:30.754657", | ||
n | 14 | "metadata_modified": "2023-11-15T00:29:16.741563", | n | 14 | "metadata_modified": "2023-11-15T00:30:00.026708", |
15 | "name": | 15 | "name": | ||
16 | "21_fd-2021-2022_pelaku-usaha-kelautan-dan-perikanan-kusuka", | 16 | "21_fd-2021-2022_pelaku-usaha-kelautan-dan-perikanan-kusuka", | ||
17 | "notes": "##Meliputi variabel:\r\n### 1. Pelaku Usaha Kelautan dan | 17 | "notes": "##Meliputi variabel:\r\n### 1. Pelaku Usaha Kelautan dan | ||
18 | Perikanan (KUSUKA)\r\nPelaku usaha perikanan adalah setiap orang atau | 18 | Perikanan (KUSUKA)\r\nPelaku usaha perikanan adalah setiap orang atau | ||
19 | korporasi yang mengelola sebagian atau seluruh kegiatan usaha kelautan | 19 | korporasi yang mengelola sebagian atau seluruh kegiatan usaha kelautan | ||
20 | dan perikanan dari hulu sampai hilir.\r\nKusuka merupakan bagian upaya | 20 | dan perikanan dari hulu sampai hilir.\r\nKusuka merupakan bagian upaya | ||
21 | dari KKP dalam melakukan program pemberdayaan dan perlindungan bagi | 21 | dari KKP dalam melakukan program pemberdayaan dan perlindungan bagi | ||
22 | pelaku usaha perikanan (nelayan, pembudidaya ikan, petambak garam, | 22 | pelaku usaha perikanan (nelayan, pembudidaya ikan, petambak garam, | ||
23 | pemasar ikan dan pengolah ikan) yakni melalui penyediaan database yang | 23 | pemasar ikan dan pengolah ikan) yakni melalui penyediaan database yang | ||
24 | akurat di bidang kelautan dan perikanan.\r\nKUSUKA: Kartu Pelaku Usaha | 24 | akurat di bidang kelautan dan perikanan.\r\nKUSUKA: Kartu Pelaku Usaha | ||
25 | Kelautan dan Perikanan\r\nKUSUKA: Kartu Pelaku Usaha Kelautan dan | 25 | Kelautan dan Perikanan\r\nKUSUKA: Kartu Pelaku Usaha Kelautan dan | ||
26 | Perikanan\r\n\r\n \r\n\r\nKementerian Kelautan dan Perikanan dalam | 26 | Perikanan\r\n\r\n \r\n\r\nKementerian Kelautan dan Perikanan dalam | ||
27 | rangka perlindungan dan pemberdayaan pelaku usaha, percepatan | 27 | rangka perlindungan dan pemberdayaan pelaku usaha, percepatan | ||
28 | pelayanan, peningkatan kesejahteraan serta menciptakan efektivitas dan | 28 | pelayanan, peningkatan kesejahteraan serta menciptakan efektivitas dan | ||
29 | efisiensi program Pemerintah dan pendataan kepada pelaku usaha agar | 29 | efisiensi program Pemerintah dan pendataan kepada pelaku usaha agar | ||
30 | tepat sasaran, perlu melakukan identifikasi terhadap para pelaku usaha | 30 | tepat sasaran, perlu melakukan identifikasi terhadap para pelaku usaha | ||
31 | bidang kelautan dan perikanan dengan diterbitkannya Kartu KUSUKA. | 31 | bidang kelautan dan perikanan dengan diterbitkannya Kartu KUSUKA. | ||
32 | Dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No 39/2017 sebagai | 32 | Dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No 39/2017 sebagai | ||
33 | landasan hukum pelaksanaan kegiatan Kartu KUSUKA baik di Pusat maupun | 33 | landasan hukum pelaksanaan kegiatan Kartu KUSUKA baik di Pusat maupun | ||
34 | di daerah. Sebelumnya KKP pernah menerbitan beberapa Kartu identitas | 34 | di daerah. Sebelumnya KKP pernah menerbitan beberapa Kartu identitas | ||
35 | profesi untuk masing-masing Pelaku Usaha berdasarkan Unit eselon I | 35 | profesi untuk masing-masing Pelaku Usaha berdasarkan Unit eselon I | ||
36 | teknis.\r\n\r\nKartu KUSUKA berfungsi sebagai: Identitas profesi | 36 | teknis.\r\n\r\nKartu KUSUKA berfungsi sebagai: Identitas profesi | ||
37 | Pelaku Usaha di bidang Kelautan dan Perikanan; basis data untuk | 37 | Pelaku Usaha di bidang Kelautan dan Perikanan; basis data untuk | ||
38 | memudahkan perlindungan dan pemberdayaan, pelayanan, dan pembinaan | 38 | memudahkan perlindungan dan pemberdayaan, pelayanan, dan pembinaan | ||
39 | kepada Pelaku Usaha di bidang Kelautan dan Perikanan; dan sarana untuk | 39 | kepada Pelaku Usaha di bidang Kelautan dan Perikanan; dan sarana untuk | ||
40 | pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program | 40 | pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program | ||
41 | Kementerian.\r\n\r\n\r\n\r\nRuang lingkup Pelaku Usaha Kelautan dan | 41 | Kementerian.\r\n\r\n\r\n\r\nRuang lingkup Pelaku Usaha Kelautan dan | ||
42 | Perikanan yang berhak mendapatkan kartu KUSUKA berbentuk orang | 42 | Perikanan yang berhak mendapatkan kartu KUSUKA berbentuk orang | ||
43 | perseorangan atau korporasi yang meliputi:\r\n\r\nNelayan terdiri atas | 43 | perseorangan atau korporasi yang meliputi:\r\n\r\nNelayan terdiri atas | ||
44 | Nelayan kecil, Nelayan tradisional, Nelayan buruh, dan Nelayan | 44 | Nelayan kecil, Nelayan tradisional, Nelayan buruh, dan Nelayan | ||
45 | pemilik;\r\nPembudi Daya Ikan terdiri dari Pembudi Daya Ikan kecil, | 45 | pemilik;\r\nPembudi Daya Ikan terdiri dari Pembudi Daya Ikan kecil, | ||
46 | penggarap lahan, dan pemilik lahan;\r\nPetambak Garam terdiri atas | 46 | penggarap lahan, dan pemilik lahan;\r\nPetambak Garam terdiri atas | ||
47 | Petambak Garam kecil, penggarap tambak garam, dan pemilik tambak | 47 | Petambak Garam kecil, penggarap tambak garam, dan pemilik tambak | ||
48 | garam;\r\nPengolah Ikan;\r\nPemasar Perikanan; dan\r\nPenyedia Jasa | 48 | garam;\r\nPengolah Ikan;\r\nPemasar Perikanan; dan\r\nPenyedia Jasa | ||
49 | Pengiriman Produk Kelautan dan Perikanan.\r\nKegiatan KUSUKA merupakan | 49 | Pengiriman Produk Kelautan dan Perikanan.\r\nKegiatan KUSUKA merupakan | ||
50 | bagian dari Satu Data KKP sehingga menggunakan aplikasi | 50 | bagian dari Satu Data KKP sehingga menggunakan aplikasi | ||
51 | satudata.kkp.go.id yang didalamnya ada modul pendaftaran KUSUKA | 51 | satudata.kkp.go.id yang didalamnya ada modul pendaftaran KUSUKA | ||
52 | perorangan dan koorporasi. Saat ini sudah 5.700-an Penyuluh Perikanan | 52 | perorangan dan koorporasi. Saat ini sudah 5.700-an Penyuluh Perikanan | ||
53 | yang tersebar diseluruh Indonesia dengan dibantu 514 Dinas KP Kab/Kota | 53 | yang tersebar diseluruh Indonesia dengan dibantu 514 Dinas KP Kab/Kota | ||
54 | dan 139 UPT KKP untuk memasukan usulan pendataan kedalam modul | 54 | dan 139 UPT KKP untuk memasukan usulan pendataan kedalam modul | ||
55 | KUSUKA. Setelah Pelaku Usaha didaftarkan KUSUKA akan melewati proses | 55 | KUSUKA. Setelah Pelaku Usaha didaftarkan KUSUKA akan melewati proses | ||
56 | validasi data oleh Biro Perencanaan Sekjen KKP pada blok Umum (sesuai | 56 | validasi data oleh Biro Perencanaan Sekjen KKP pada blok Umum (sesuai | ||
57 | dengan lampiran KTP) dan blok khusus (sesuai dengan kelogisan data | 57 | dengan lampiran KTP) dan blok khusus (sesuai dengan kelogisan data | ||
58 | sarana prasarana yang digunakan). Setelah data melewati validasi dan | 58 | sarana prasarana yang digunakan). Setelah data melewati validasi dan | ||
59 | dinyatakan valid, maka Pusdatin KKP akan mengajukan pencetakan kartu | 59 | dinyatakan valid, maka Pusdatin KKP akan mengajukan pencetakan kartu | ||
60 | ke Bank yang telah melakukan perjanjian kerjasama agar Pelaku Usaha | 60 | ke Bank yang telah melakukan perjanjian kerjasama agar Pelaku Usaha | ||
61 | Kelautan dan Perikanan dapat mengakses ke perbankan dalam hal ini Bank | 61 | Kelautan dan Perikanan dapat mengakses ke perbankan dalam hal ini Bank | ||
62 | Negara Indonesia (BNI) telah menyediakan layanan perbankan untuk | 62 | Negara Indonesia (BNI) telah menyediakan layanan perbankan untuk | ||
63 | pelaku usaha yang kartunya dicetakan BNI yaitu pembukaan rekening | 63 | pelaku usaha yang kartunya dicetakan BNI yaitu pembukaan rekening | ||
64 | dengan saldo Rp. 0, biaya pemeliharaan kartu dan administrasi Rp. 0 | 64 | dengan saldo Rp. 0, biaya pemeliharaan kartu dan administrasi Rp. 0 | ||
65 | alias gratis.\r\n\r\nSampai dengan akhir Juli 2018, data yang masuk | 65 | alias gratis.\r\n\r\nSampai dengan akhir Juli 2018, data yang masuk | ||
66 | kedalam aplikasi satu data sebanyak 292.074 yang terdiri dari : | 66 | kedalam aplikasi satu data sebanyak 292.074 yang terdiri dari : | ||
67 | 127.804 Nelayan, 10.344 Pemasar Ikan, 30 PPJK, 132.390 Pembudidaya | 67 | 127.804 Nelayan, 10.344 Pemasar Ikan, 30 PPJK, 132.390 Pembudidaya | ||
68 | Ikan, 16.010 Pengolah Ikan dan 5.450 Petambak Garam.\r\n###2. Produk | 68 | Ikan, 16.010 Pengolah Ikan dan 5.450 Petambak Garam.\r\n###2. Produk | ||
69 | Kelautan dan Perikanan\r\n####Produk kelautan dan perikanan meliputi | 69 | Kelautan dan Perikanan\r\n####Produk kelautan dan perikanan meliputi | ||
70 | jenis komoditas berikut :\r\n1. Pelumatan (contoh : ikan tenggiri | 70 | jenis komoditas berikut :\r\n1. Pelumatan (contoh : ikan tenggiri | ||
71 | giling, ikan pipih giling dan lain-lain) \r\n2. Penggaraman (contoh : | 71 | giling, ikan pipih giling dan lain-lain) \r\n2. Penggaraman (contoh : | ||
72 | ikan asin gabus, ikan asin bawis dan lain-lain)\r\n3. Frozen Food | 72 | ikan asin gabus, ikan asin bawis dan lain-lain)\r\n3. Frozen Food | ||
73 | (contoh : Fillet Tuna Beku, Udang Beku dan lain-lain)\r\n###3. | 73 | (contoh : Fillet Tuna Beku, Udang Beku dan lain-lain)\r\n###3. | ||
74 | Kelompok Masyarakat Pengawas\r\nPokmaswas Perikanan (Kelompok | 74 | Kelompok Masyarakat Pengawas\r\nPokmaswas Perikanan (Kelompok | ||
75 | Masyarakat Pengawas Perikanan) merupakan pelaksana pengawas ditingkat | 75 | Masyarakat Pengawas Perikanan) merupakan pelaksana pengawas ditingkat | ||
76 | lapangan yang didalamnya terdiri dari unsur tokoh masyarkat, dimana | 76 | lapangan yang didalamnya terdiri dari unsur tokoh masyarkat, dimana | ||
77 | kelompok tersebut dibentuk atas inisiatif masyarakat yang sadar akan | 77 | kelompok tersebut dibentuk atas inisiatif masyarakat yang sadar akan | ||
78 | pentingnya kelestarian sumber daya kelutan dan perikanan.\r\n###4. | 78 | pentingnya kelestarian sumber daya kelutan dan perikanan.\r\n###4. | ||
79 | Alat Penangkapan Ikan\r\nAlat Penangkapan Ikan (API) adalah sarana dan | 79 | Alat Penangkapan Ikan\r\nAlat Penangkapan Ikan (API) adalah sarana dan | ||
80 | perlengkapan atau benda-benda lainnya yang dipergunakan untuk | 80 | perlengkapan atau benda-benda lainnya yang dipergunakan untuk | ||
81 | menangkap ikan. Di wilayah Kabupaten Karawang sendiri telah banyak | 81 | menangkap ikan. Di wilayah Kabupaten Karawang sendiri telah banyak | ||
82 | dikembangkan metode maupun alat tangkap yang tidak merusak lingkungan | 82 | dikembangkan metode maupun alat tangkap yang tidak merusak lingkungan | ||
83 | sebagai upaya untuk melaksanakan tata cara perikanan yang | 83 | sebagai upaya untuk melaksanakan tata cara perikanan yang | ||
84 | bertanggungjawab.\r\nHal ini terkait dengan Peraturan Menteri Kelautan | 84 | bertanggungjawab.\r\nHal ini terkait dengan Peraturan Menteri Kelautan | ||
85 | dan Perikanan Republik Indonesia No. 18 Tahun 2021 tentang Penempatan | 85 | dan Perikanan Republik Indonesia No. 18 Tahun 2021 tentang Penempatan | ||
86 | Alat Penangkapan Ikan Dan Alat Bantu Penangkapan Ikan Di Wilayah | 86 | Alat Penangkapan Ikan Dan Alat Bantu Penangkapan Ikan Di Wilayah | ||
87 | Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia Dan Laut Lepas Serta | 87 | Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia Dan Laut Lepas Serta | ||
88 | Penataan Andon Penangkapan Ikan. Adapun alat analisis yang digunakan | 88 | Penataan Andon Penangkapan Ikan. Adapun alat analisis yang digunakan | ||
89 | menurut FAO (1995) sesuai dengan standar Code of Conduct for | 89 | menurut FAO (1995) sesuai dengan standar Code of Conduct for | ||
90 | Responsible Fisheries (CCRF) yaitu terdapat 9 (sembilan ) kriteria | 90 | Responsible Fisheries (CCRF) yaitu terdapat 9 (sembilan ) kriteria | ||
91 | suatu alat tangkap dikatakan ramah terhadap lingkungan, antara lain | 91 | suatu alat tangkap dikatakan ramah terhadap lingkungan, antara lain | ||
92 | :\r\n\r\nMempunyai selektifitas yang tinggi\r\nAlat tangkap tersebut | 92 | :\r\n\r\nMempunyai selektifitas yang tinggi\r\nAlat tangkap tersebut | ||
93 | diupayakan hanya dapat menangkap ikan / organisme lain yang menjadi | 93 | diupayakan hanya dapat menangkap ikan / organisme lain yang menjadi | ||
94 | sasaran tangkap saja\r\n\r\nTidak merusak habitat\r\nAlat tangkap yang | 94 | sasaran tangkap saja\r\n\r\nTidak merusak habitat\r\nAlat tangkap yang | ||
95 | digunakan aman bagi habitat (tidak merusak | 95 | digunakan aman bagi habitat (tidak merusak | ||
96 | lingkungan)\r\n\r\nMenghasilkan ikan yang berkualitas tinggi\r\nJumlah | 96 | lingkungan)\r\n\r\nMenghasilkan ikan yang berkualitas tinggi\r\nJumlah | ||
97 | ikan yang banyak tidak berarti bila ikan-ikan tersebut dalam kondisi | 97 | ikan yang banyak tidak berarti bila ikan-ikan tersebut dalam kondisi | ||
98 | buruk. Dalam menentukan tingkat kualitas ikan digunakan kondisi hasil | 98 | buruk. Dalam menentukan tingkat kualitas ikan digunakan kondisi hasil | ||
99 | tangkapan secara morfologis (bentuknya)\r\nTidak membahayakan | 99 | tangkapan secara morfologis (bentuknya)\r\nTidak membahayakan | ||
100 | nelayan\r\nKeselamatan manusia menjadi syarat penangkapan ikan, karena | 100 | nelayan\r\nKeselamatan manusia menjadi syarat penangkapan ikan, karena | ||
101 | manusia merupakan bagian yang penting bagi keberlangsungan perikanan | 101 | manusia merupakan bagian yang penting bagi keberlangsungan perikanan | ||
102 | produktif\r\nProduk tidak membahayakan kesehatan konsumen\r\nIkan yang | 102 | produktif\r\nProduk tidak membahayakan kesehatan konsumen\r\nIkan yang | ||
103 | ditangkap dengan peledakan bom, zat kimia, maupun racun memungkinkan | 103 | ditangkap dengan peledakan bom, zat kimia, maupun racun memungkinkan | ||
104 | mengkontaminasi produk hasil perikanan tangkap\r\nBy-catch | 104 | mengkontaminasi produk hasil perikanan tangkap\r\nBy-catch | ||
105 | rendah\r\nAlat tangkap yang tidak selektif dapat menangkap ikan/ | 105 | rendah\r\nAlat tangkap yang tidak selektif dapat menangkap ikan/ | ||
106 | organisme yang bukan sasaran penangkapan (non-target), sehingga hasil | 106 | organisme yang bukan sasaran penangkapan (non-target), sehingga hasil | ||
107 | tangkapan yang terbuang akan tinggi walaupun ada beberapa tangkapan | 107 | tangkapan yang terbuang akan tinggi walaupun ada beberapa tangkapan | ||
108 | non-target yang masih bisa dimanfaatkan\r\nDampak ke biodiversty | 108 | non-target yang masih bisa dimanfaatkan\r\nDampak ke biodiversty | ||
109 | rendah\r\nAlat tangkap yang digunakan harus memberikan dampak minimum | 109 | rendah\r\nAlat tangkap yang digunakan harus memberikan dampak minimum | ||
110 | terhadap keanekaragaman sumberdaya hayati (aman bagi spesies maupun | 110 | terhadap keanekaragaman sumberdaya hayati (aman bagi spesies maupun | ||
111 | habitatnya)\r\nTidak membahayakan ikan-ikan yang dilindungi\r\nTidak | 111 | habitatnya)\r\nTidak membahayakan ikan-ikan yang dilindungi\r\nTidak | ||
112 | menangkap/ membahayakan jenis ikan yang dilindungi undang-undang atau | 112 | menangkap/ membahayakan jenis ikan yang dilindungi undang-undang atau | ||
113 | tergolong kriteria terancam punah\r\nDapat diterima secara | 113 | tergolong kriteria terancam punah\r\nDapat diterima secara | ||
114 | sosial\r\nPenerimaan masyarakat terhadap suatu alat tangkap akan | 114 | sosial\r\nPenerimaan masyarakat terhadap suatu alat tangkap akan | ||
115 | tergantung pada kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di suatu | 115 | tergantung pada kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di suatu | ||
116 | tempat\r\nAlat tangkap yang efektif dan ramah lingkungan akan lebih | 116 | tempat\r\nAlat tangkap yang efektif dan ramah lingkungan akan lebih | ||
117 | banyak memberikan manfaat bagi semua. Kelestarian lingkungan terjaga, | 117 | banyak memberikan manfaat bagi semua. Kelestarian lingkungan terjaga, | ||
118 | hasil produksi penangkapan ikan meningkat, hingga pemanfaatan hasil | 118 | hasil produksi penangkapan ikan meningkat, hingga pemanfaatan hasil | ||
119 | laut yang dapat dinikmati oleh generasi selanjutnya. Mari gunakan alat | 119 | laut yang dapat dinikmati oleh generasi selanjutnya. Mari gunakan alat | ||
120 | tangkap yang efektif dan ramah lingkungan !\r\n###5. Jumlah Produksi | 120 | tangkap yang efektif dan ramah lingkungan !\r\n###5. Jumlah Produksi | ||
121 | Olahan Ikan\r\nPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK | 121 | Olahan Ikan\r\nPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK | ||
122 | INDONESIA\r\nNOMOR 5 TAHUN 2021\r\nTENTANG\r\nUSAHA PENGOLAHAN | 122 | INDONESIA\r\nNOMOR 5 TAHUN 2021\r\nTENTANG\r\nUSAHA PENGOLAHAN | ||
123 | IKAN\r\n\r\nMenetapkan : PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN | 123 | IKAN\r\n\r\nMenetapkan : PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN | ||
124 | PERIKANAN\r\nTENTANG USAHA PENGOLAHAN IKAN.\r\nBAB I\r\nKETENTUAN | 124 | PERIKANAN\r\nTENTANG USAHA PENGOLAHAN IKAN.\r\nBAB I\r\nKETENTUAN | ||
125 | UMUM\r\nPasal 1\r\nDalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud | 125 | UMUM\r\nPasal 1\r\nDalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud | ||
126 | dengan:\r\n1. Ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh | 126 | dengan:\r\n1. Ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh | ||
127 | atau\r\nsebagian dari siklus hidupnya berada di dalam\r\nlingkungan | 127 | atau\r\nsebagian dari siklus hidupnya berada di dalam\r\nlingkungan | ||
128 | perairan.\r\n2. Hasil Perikanan adalah Ikan yang ditangani, | 128 | perairan.\r\n2. Hasil Perikanan adalah Ikan yang ditangani, | ||
129 | diolah,\r\ndan/atau dijadikan produk akhir yang berupa Ikan\r\nsegar, | 129 | diolah,\r\ndan/atau dijadikan produk akhir yang berupa Ikan\r\nsegar, | ||
130 | Ikan beku, dan olahan lainnya.\r\n3. Pengolahan Ikan adalah rangkaian | 130 | Ikan beku, dan olahan lainnya.\r\n3. Pengolahan Ikan adalah rangkaian | ||
131 | kegiatan dan/atau\r\nperlakuan dari bahan baku Ikan sampai | 131 | kegiatan dan/atau\r\nperlakuan dari bahan baku Ikan sampai | ||
132 | menjadi\r\nproduk akhir untuk konsumsi manusia.\r\n4. Usaha Pengolahan | 132 | menjadi\r\nproduk akhir untuk konsumsi manusia.\r\n4. Usaha Pengolahan | ||
133 | Ikan adalah usaha perikanan yang\r\nberbasis pada kegiatan Pengolahan | 133 | Ikan adalah usaha perikanan yang\r\nberbasis pada kegiatan Pengolahan | ||
134 | Ikan.\r\n5. Unit Pengolahan Ikan yang selanjutnya disingkat | 134 | Ikan.\r\n5. Unit Pengolahan Ikan yang selanjutnya disingkat | ||
135 | UPI\r\nadalah tempat dan fasilitas untuk melakukan | 135 | UPI\r\nadalah tempat dan fasilitas untuk melakukan | ||
136 | aktivitas\r\npenanganan dan/atau Pengolahan Ikan.\r\n6. Surat Izin | 136 | aktivitas\r\npenanganan dan/atau Pengolahan Ikan.\r\n6. Surat Izin | ||
137 | Usaha Perikanan Bidang Pengolahan Ikan\r\nyang selanjutnya disebut | 137 | Usaha Perikanan Bidang Pengolahan Ikan\r\nyang selanjutnya disebut | ||
138 | SIUP Bidang Pengolahan Ikan\r\nadalah izin tertulis yang harus | 138 | SIUP Bidang Pengolahan Ikan\r\nadalah izin tertulis yang harus | ||
139 | dimiliki setiap orang\r\nuntuk melakukan usaha Pengolahan Ikan | 139 | dimiliki setiap orang\r\nuntuk melakukan usaha Pengolahan Ikan | ||
140 | dengan\r\nmenggunakan sarana produksi yang tercantum dalam\r\nizin | 140 | dengan\r\nmenggunakan sarana produksi yang tercantum dalam\r\nizin | ||
141 | tersebut.\r\n7. Tanda Daftar Usaha Pengolahan Hasil Perikanan | 141 | tersebut.\r\n7. Tanda Daftar Usaha Pengolahan Hasil Perikanan | ||
142 | yang\r\nselanjutnya disingkat TDU-PHP adalah tanda daftar\r\ntertulis | 142 | yang\r\nselanjutnya disingkat TDU-PHP adalah tanda daftar\r\ntertulis | ||
143 | yang harus dimiliki oleh setiap orang untuk\r\nmelakukan Usaha | 143 | yang harus dimiliki oleh setiap orang untuk\r\nmelakukan Usaha | ||
144 | Pengolahan Ikan dalam skala mikro\r\ndan kecil.\r\n8. Bahan Baku | 144 | Pengolahan Ikan dalam skala mikro\r\ndan kecil.\r\n8. Bahan Baku | ||
145 | adalah Ikan termasuk bagian-bagiannya\r\nyang berasal dari hasil | 145 | adalah Ikan termasuk bagian-bagiannya\r\nyang berasal dari hasil | ||
146 | tangkapan maupun budidaya\r\nyang dapat dimanfaatkan sebagai faktor | 146 | tangkapan maupun budidaya\r\nyang dapat dimanfaatkan sebagai faktor | ||
147 | produksi\r\ndalam pengolahan Hasil Perikanan.\r\n- 4 -\r\n9. | 147 | produksi\r\ndalam pengolahan Hasil Perikanan.\r\n- 4 -\r\n9. | ||
148 | Sertifikat Kelayakan Pengolahan yang selanjutnya\r\ndisingkat SKP | 148 | Sertifikat Kelayakan Pengolahan yang selanjutnya\r\ndisingkat SKP | ||
149 | adalah sertifikat yang diberikan kepada\r\npelaku usaha terhadap | 149 | adalah sertifikat yang diberikan kepada\r\npelaku usaha terhadap | ||
150 | setiap UPI yang telah\r\nmenerapkan cara Pengolahan Ikan yang baik | 150 | setiap UPI yang telah\r\nmenerapkan cara Pengolahan Ikan yang baik | ||
151 | dan\r\nmemenuhi persyaratan prosedur operasi | 151 | dan\r\nmemenuhi persyaratan prosedur operasi | ||
152 | standar\r\nsanitasi.\r\n10. Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara | 152 | standar\r\nsanitasi.\r\n10. Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara | ||
153 | Elektronik atau\r\nOnline Single Submission yang selanjutnya | 153 | Elektronik atau\r\nOnline Single Submission yang selanjutnya | ||
154 | disingkat\r\nOSS adalah Perizinan Berusaha yang diterbitkan | 154 | disingkat\r\nOSS adalah Perizinan Berusaha yang diterbitkan | ||
155 | oleh\r\nLembaga OSS untuk dan atas nama menteri, pimpinan\r\nlembaga, | 155 | oleh\r\nLembaga OSS untuk dan atas nama menteri, pimpinan\r\nlembaga, | ||
156 | gubernur, atau bupati/wali kota kepada\r\nPelaku Usaha melalui sistem | 156 | gubernur, atau bupati/wali kota kepada\r\nPelaku Usaha melalui sistem | ||
157 | elektronik yang\r\nterintegrasi.\r\n11. Pelaku Usaha adalah | 157 | elektronik yang\r\nterintegrasi.\r\n11. Pelaku Usaha adalah | ||
158 | perseorangan atau\r\nnonperseorangan yang melakukan usaha | 158 | perseorangan atau\r\nnonperseorangan yang melakukan usaha | ||
159 | dan/atau\r\nkegiatan pada bidang tertentu.\r\n12. Komitmen adalah | 159 | dan/atau\r\nkegiatan pada bidang tertentu.\r\n12. Komitmen adalah | ||
160 | pernyataan Pelaku Usaha untuk\r\nmemenuhi persyaratan izin usaha | 160 | pernyataan Pelaku Usaha untuk\r\nmemenuhi persyaratan izin usaha | ||
161 | dan/atau izin\r\nkomersial atau operasional.\r\n13. Lembaga Pengelola | 161 | dan/atau izin\r\nkomersial atau operasional.\r\n13. Lembaga Pengelola | ||
162 | dan Penyelenggara OSS yang\r\nselanjutnya disebut Lembaga OSS adalah | 162 | dan Penyelenggara OSS yang\r\nselanjutnya disebut Lembaga OSS adalah | ||
163 | lembaga\r\npemerintahan nonkementerian yang menyelenggarakan\r\nurusan | 163 | lembaga\r\npemerintahan nonkementerian yang menyelenggarakan\r\nurusan | ||
164 | pemerintahan di bidang koordinasi penanaman\r\nmodal.\r\n14. Nomor | 164 | pemerintahan di bidang koordinasi penanaman\r\nmodal.\r\n14. Nomor | ||
165 | Induk Berusaha yang selanjutnya disingkat NIB\r\nadalah identitas | 165 | Induk Berusaha yang selanjutnya disingkat NIB\r\nadalah identitas | ||
166 | Pelaku Usaha yang diterbitkan oleh\r\nLembaga OSS setelah Pelaku Usaha | 166 | Pelaku Usaha yang diterbitkan oleh\r\nLembaga OSS setelah Pelaku Usaha | ||
167 | melakukan\r\npendaftaran.\r\n15. Penanaman Modal Asing adalah kegiatan | 167 | melakukan\r\npendaftaran.\r\n15. Penanaman Modal Asing adalah kegiatan | ||
168 | menanam\r\nmodal untuk melakukan usaha di wilayah negara\r\nRepublik | 168 | menanam\r\nmodal untuk melakukan usaha di wilayah negara\r\nRepublik | ||
169 | Indonesia yang dilakukan oleh penanam\r\nmodal asing, baik yang | 169 | Indonesia yang dilakukan oleh penanam\r\nmodal asing, baik yang | ||
170 | menggunakan modal asing\r\nsepenuhnya maupun yang berpatungan | 170 | menggunakan modal asing\r\nsepenuhnya maupun yang berpatungan | ||
171 | dengan\r\npenanam modal dalam negeri.\r\n16. Penanaman Modal Dalam | 171 | dengan\r\npenanam modal dalam negeri.\r\n16. Penanaman Modal Dalam | ||
172 | Negeri adalah kegiatan\r\nmenanam modal untuk melakukan usaha di | 172 | Negeri adalah kegiatan\r\nmenanam modal untuk melakukan usaha di | ||
173 | wilayah\r\nnegara Republik Indonesia yang dilakukan oleh\r\n- 5 | 173 | wilayah\r\nnegara Republik Indonesia yang dilakukan oleh\r\n- 5 | ||
174 | -\r\npenanam modal dalam negeri dengan menggunakan\r\nmodal dalam | 174 | -\r\npenanam modal dalam negeri dengan menggunakan\r\nmodal dalam | ||
175 | negeri.\r\n17. Kartu Pelaku Utama Sektor Kelautan dan | 175 | negeri.\r\n17. Kartu Pelaku Utama Sektor Kelautan dan | ||
176 | Perikanan\r\nyang selanjutnya disebut Kartu Kusuka adalah\r\nidentitas | 176 | Perikanan\r\nyang selanjutnya disebut Kartu Kusuka adalah\r\nidentitas | ||
177 | tunggal pelaku utama kelautan dan\r\nperikanan.\r\n18. Badan | 177 | tunggal pelaku utama kelautan dan\r\nperikanan.\r\n18. Badan | ||
178 | Koordinasi Penanaman Modal yang selanjutnya\r\ndisingkat BKPM adalah | 178 | Koordinasi Penanaman Modal yang selanjutnya\r\ndisingkat BKPM adalah | ||
179 | lembaga pemerintah yang\r\nberada di bawah dan bertanggung jawab | 179 | lembaga pemerintah yang\r\nberada di bawah dan bertanggung jawab | ||
180 | langsung\r\nkepada Presiden dan mempunyai tugas | 180 | langsung\r\nkepada Presiden dan mempunyai tugas | ||
181 | melaksanakan\r\nkoordinasi kebijakan dan pelayanan di | 181 | melaksanakan\r\nkoordinasi kebijakan dan pelayanan di | ||
182 | bidang\r\npenanaman modal.\r\n19. Kementerian adalah kementerian | 182 | bidang\r\npenanaman modal.\r\n19. Kementerian adalah kementerian | ||
183 | yang\r\nmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang\r\nkelautan dan | 183 | yang\r\nmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang\r\nkelautan dan | ||
184 | perikanan.\r\n20. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan | 184 | perikanan.\r\n20. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan | ||
185 | urusan\r\npemerintahan di bidang kelautan dan perikanan.\r\n21. Hari | 185 | urusan\r\npemerintahan di bidang kelautan dan perikanan.\r\n21. Hari | ||
186 | adalah adalah hari kerja sesuai yang ditetapkan\r\noleh pemerintah | 186 | adalah adalah hari kerja sesuai yang ditetapkan\r\noleh pemerintah | ||
187 | pusat.\r\nBAB II\r\nJENIS USAHA PENGOLAHAN IKAN\r\nPasal 2\r\n(1) | 187 | pusat.\r\nBAB II\r\nJENIS USAHA PENGOLAHAN IKAN\r\nPasal 2\r\n(1) | ||
188 | Jenis Usaha Pengolahan Ikan meliputi:\r\na. penggaraman/pengeringan | 188 | Jenis Usaha Pengolahan Ikan meliputi:\r\na. penggaraman/pengeringan | ||
189 | Ikan;\r\nb. pengasapan/pemanggangan Ikan;\r\nc. pembekuan Ikan;\r\nd. | 189 | Ikan;\r\nb. pengasapan/pemanggangan Ikan;\r\nc. pembekuan Ikan;\r\nd. | ||
190 | pemindangan Ikan;\r\ne. peragian/fermentasi Ikan;\r\nf. pengolahan | 190 | pemindangan Ikan;\r\ne. peragian/fermentasi Ikan;\r\nf. pengolahan | ||
191 | berbasis daging lumatan dan surimi;\r\ng. pendinginan/pengesan | 191 | berbasis daging lumatan dan surimi;\r\ng. pendinginan/pengesan | ||
192 | Ikan;\r\nh. pengalengan Ikan;\r\ni. pengolahan rumput laut;\r\nj. | 192 | Ikan;\r\nh. pengalengan Ikan;\r\ni. pengolahan rumput laut;\r\nj. | ||
193 | pembuatan minyak Ikan;\r\nk. kecap Ikan;\r\nl. pengolahan kerupuk, | 193 | pembuatan minyak Ikan;\r\nk. kecap Ikan;\r\nl. pengolahan kerupuk, | ||
194 | keripik, peyek dan\r\nsejenisnya; dan/atau\r\n- 6 -\r\nm. pengolahan | 194 | keripik, peyek dan\r\nsejenisnya; dan/atau\r\n- 6 -\r\nm. pengolahan | ||
195 | dan pengawetan lainnya.\r\n(2) Jenis Usaha Pengolahan Ikan sebagaimana | 195 | dan pengawetan lainnya.\r\n(2) Jenis Usaha Pengolahan Ikan sebagaimana | ||
196 | dimaksud\r\npada ayat (1) dengan kode klasifikasi baku | 196 | dimaksud\r\npada ayat (1) dengan kode klasifikasi baku | ||
197 | lapangan\r\nusaha Indonesia tercantum dalam Lampiran I | 197 | lapangan\r\nusaha Indonesia tercantum dalam Lampiran I | ||
198 | yang\r\nmerupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri | 198 | yang\r\nmerupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri | ||
199 | ini.\r\n###6. Kapal Perikanan\r\nUndang-Undang Nomor 45 Tahun | 199 | ini.\r\n###6. Kapal Perikanan\r\nUndang-Undang Nomor 45 Tahun | ||
200 | 2009\r\n\r\nPerubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang | 200 | 2009\r\n\r\nPerubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang | ||
201 | Perikanan\r\nKapal Perikanan adalah kapal, perahu, atau alat apung | 201 | Perikanan\r\nKapal Perikanan adalah kapal, perahu, atau alat apung | ||
202 | lain yang digunakan untuk melakukan penangkapan ikan, mendukung | 202 | lain yang digunakan untuk melakukan penangkapan ikan, mendukung | ||
203 | operasi penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, pengangkutan ikan, | 203 | operasi penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, pengangkutan ikan, | ||
204 | pengolahan ikan, pelatihan perikanan, dan penelitian/eksplorasi | 204 | pengolahan ikan, pelatihan perikanan, dan penelitian/eksplorasi | ||
205 | perikanan.\r\n\r\nKategori kapal perikanan Kapal perikanan di | 205 | perikanan.\r\n\r\nKategori kapal perikanan Kapal perikanan di | ||
206 | Indonesia dapat dibedakan menjadi lima kategori, yaitu: Kapal | 206 | Indonesia dapat dibedakan menjadi lima kategori, yaitu: Kapal | ||
207 | penangkap ikan adalah kapal yang secara khusus digunakan untuk | 207 | penangkap ikan adalah kapal yang secara khusus digunakan untuk | ||
208 | menangkap ikan termasuk menampung, menyimpan, mendinginkan, atau | 208 | menangkap ikan termasuk menampung, menyimpan, mendinginkan, atau | ||
209 | mengawetkan. Kapal pengangkut ikan dan pengolah ikan adalah kapal yang | 209 | mengawetkan. Kapal pengangkut ikan dan pengolah ikan adalah kapal yang | ||
210 | secara khsusus digunakan untuk mengangkut ikan termasuk memuat, | 210 | secara khsusus digunakan untuk mengangkut ikan termasuk memuat, | ||
211 | menampung, menyimpan, mendinginkan, atau mengawetkan. Kapal latih | 211 | menampung, menyimpan, mendinginkan, atau mengawetkan. Kapal latih | ||
212 | perikanan adalah kapal khusus digunakan untuk praktek kelautan, yang | 212 | perikanan adalah kapal khusus digunakan untuk praktek kelautan, yang | ||
213 | meliputi navigasi, penangkapan ikan, penanganan hasil ikan tangkapan, | 213 | meliputi navigasi, penangkapan ikan, penanganan hasil ikan tangkapan, | ||
214 | dan lain-lain. Kapal penelitian atau eksplorasi perikanan adalah kapal | 214 | dan lain-lain. Kapal penelitian atau eksplorasi perikanan adalah kapal | ||
215 | yang secara khusus digunakan untuk kegiatan penelitian, termasuk | 215 | yang secara khusus digunakan untuk kegiatan penelitian, termasuk | ||
216 | pendugaan sediaan sumber daya ikan, oceanografi, dan lain-lain. Kapal | 216 | pendugaan sediaan sumber daya ikan, oceanografi, dan lain-lain. Kapal | ||
217 | pendukung operasi penangkapan ikan dan atau pembudidayaan ikan. | 217 | pendukung operasi penangkapan ikan dan atau pembudidayaan ikan. | ||
218 | Jenis-jenis kapal penangkap ikan Menurut Keputusan Menteri Kelautan | 218 | Jenis-jenis kapal penangkap ikan Menurut Keputusan Menteri Kelautan | ||
219 | dan Perikanan Nomor: KEP. 02/MEN/2002 kapal perikanan memiliki | 219 | dan Perikanan Nomor: KEP. 02/MEN/2002 kapal perikanan memiliki | ||
220 | beberapa jenis antara lain sebagai berikut:\r\n\r\n- Kapal pukat | 220 | beberapa jenis antara lain sebagai berikut:\r\n\r\n- Kapal pukat | ||
221 | cincin (purse seine)\r\nKapal pukat cincin merupakan kapal yang paling | 221 | cincin (purse seine)\r\nKapal pukat cincin merupakan kapal yang paling | ||
222 | efektif untuk menangkap sekumpulan (schooling) ikan yang berada dekat | 222 | efektif untuk menangkap sekumpulan (schooling) ikan yang berada dekat | ||
223 | permukaan. Sebagai sarana pengamatan ikan terdapat tempat jala(crows | 223 | permukaan. Sebagai sarana pengamatan ikan terdapat tempat jala(crows | ||
224 | nest) di tiang utama. Pada kapal pukat cincin berukuran besar terdapat | 224 | nest) di tiang utama. Pada kapal pukat cincin berukuran besar terdapat | ||
225 | fasilitas bangunan pengamatan dan helipad. Kapal pukat cincin yang | 225 | fasilitas bangunan pengamatan dan helipad. Kapal pukat cincin yang | ||
226 | digunakan di Indonesia adalah kapal pukat cincin atau kapal purse | 226 | digunakan di Indonesia adalah kapal pukat cincin atau kapal purse | ||
227 | seine kayu tanpa menggunakan power block.\r\nBiasanya kapal pukat | 227 | seine kayu tanpa menggunakan power block.\r\nBiasanya kapal pukat | ||
228 | cincin ini menggunakan tenaga manusia sebagai penggerak. Kapal pukat | 228 | cincin ini menggunakan tenaga manusia sebagai penggerak. Kapal pukat | ||
229 | cincin ini memiliki karakteristik memiliki awak kapal 20-35 orang. | 229 | cincin ini memiliki karakteristik memiliki awak kapal 20-35 orang. | ||
230 | Memiliki kapasitas muatan 30-600 gross tonnage (GT) atau tonase kotor. | 230 | Memiliki kapasitas muatan 30-600 gross tonnage (GT) atau tonase kotor. | ||
231 | Sistem operasinya ada dua, yakni satu kapal dan dua kapal. Serta | 231 | Sistem operasinya ada dua, yakni satu kapal dan dua kapal. Serta | ||
232 | memiliki dua jenis, kapal pukat cincin pantai dan kapal pukat cincin | 232 | memiliki dua jenis, kapal pukat cincin pantai dan kapal pukat cincin | ||
233 | lepas pantai.\r\n\r\n- Kapal pukat hela\r\nMemiliki nama lain trawler, | 233 | lepas pantai.\r\n\r\n- Kapal pukat hela\r\nMemiliki nama lain trawler, | ||
234 | merupakan kapal yang didesain untuk menarik pukat hela di belakang | 234 | merupakan kapal yang didesain untuk menarik pukat hela di belakang | ||
235 | kapal.\r\nUmumnya kapal-kapal tersebut memiliki geladak kerja di | 235 | kapal.\r\nUmumnya kapal-kapal tersebut memiliki geladak kerja di | ||
236 | buritan kecuali untuk kapal hasil modifikasi dari kapal lain yang | 236 | buritan kecuali untuk kapal hasil modifikasi dari kapal lain yang | ||
237 | digunakan untuk mengoperassikan kapal puket hela samping (side trawl). | 237 | digunakan untuk mengoperassikan kapal puket hela samping (side trawl). | ||
238 | Kapal pukat hela belakang (stern trawl) dan kapal pukat samping dapat | 238 | Kapal pukat hela belakang (stern trawl) dan kapal pukat samping dapat | ||
239 | digunakan untuk mengoperasikan trawl dasar, pertengahan, dan | 239 | digunakan untuk mengoperasikan trawl dasar, pertengahan, dan | ||
240 | permukaan. \r\n\r\nHasil tangkapan ada yang langsung ditangani di atas | 240 | permukaan. \r\n\r\nHasil tangkapan ada yang langsung ditangani di atas | ||
241 | deck dan untuk kapal pukat hela yang berukuran besar di lakukan di | 241 | deck dan untuk kapal pukat hela yang berukuran besar di lakukan di | ||
242 | bawah deck (working spaces). Kapal pukat hela belakang mampu memuat | 242 | bawah deck (working spaces). Kapal pukat hela belakang mampu memuat | ||
243 | hingga 200 GR. Kapal ini dilengkapi engan slip way dan roller di | 243 | hingga 200 GR. Kapal ini dilengkapi engan slip way dan roller di | ||
244 | buritan yang berfungsi untuk alur pukat hela dari dan ke kapal. Kapal | 244 | buritan yang berfungsi untuk alur pukat hela dari dan ke kapal. Kapal | ||
245 | pukat hela samping untuk mengoperasikan pukat hela dari samping | 245 | pukat hela samping untuk mengoperasikan pukat hela dari samping | ||
246 | terutama saat setting dan hauling. Sedangkan bagian towing di belakang | 246 | terutama saat setting dan hauling. Sedangkan bagian towing di belakang | ||
247 | seperti kapal-kapal pukat pada umumnya. \r\n\r\n- Kapal pukat hela rig | 247 | seperti kapal-kapal pukat pada umumnya. \r\n\r\n- Kapal pukat hela rig | ||
248 | ganda \r\nMemiliki nama lain double rigger trawl, merupakan kapal hela | 248 | ganda \r\nMemiliki nama lain double rigger trawl, merupakan kapal hela | ||
249 | udang. Didesain untuk menghela dua atau lebih pukat hela dalam | 249 | udang. Didesain untuk menghela dua atau lebih pukat hela dalam | ||
250 | menangkap udang di belakang kapal memlalui dua buah rig yang dipasang | 250 | menangkap udang di belakang kapal memlalui dua buah rig yang dipasang | ||
251 | menjorok ke kiri dan kanan lambung kapal.\r\n\r\n- Kapal pukat garuk | 251 | menjorok ke kiri dan kanan lambung kapal.\r\n\r\n- Kapal pukat garuk | ||
252 | \r\nTermasuk kategori kapal pukat hela dasar. Kapal ini dirancang | 252 | \r\nTermasuk kategori kapal pukat hela dasar. Kapal ini dirancang | ||
253 | untuk mengoperasikan pukat garuk pengumpul kerang-kerang di dasar laut | 253 | untuk mengoperasikan pukat garuk pengumpul kerang-kerang di dasar laut | ||
254 | dengan cara menghela di belakang kapal.\r\n\r\n- Kapal jaring angkat | 254 | dengan cara menghela di belakang kapal.\r\n\r\n- Kapal jaring angkat | ||
255 | \r\nMerupakan kapal yang didesain dan dilengkapi peralatan yang | 255 | \r\nMerupakan kapal yang didesain dan dilengkapi peralatan yang | ||
256 | digunakan untuk mengoperasikan jaring berukuran besar. Peralatan ini | 256 | digunakan untuk mengoperasikan jaring berukuran besar. Peralatan ini | ||
257 | ditata di geladak untuk menaik-turunkan jaring di lambung kanan dan | 257 | ditata di geladak untuk menaik-turunkan jaring di lambung kanan dan | ||
258 | lambung kiri kapal secara bergantian. Kapal ini juga dilengkapi dengan | 258 | lambung kiri kapal secara bergantian. Kapal ini juga dilengkapi dengan | ||
259 | lampu-lampu penarik perhatian ikan baik dipermukaan maupun di bawah | 259 | lampu-lampu penarik perhatian ikan baik dipermukaan maupun di bawah | ||
260 | air (underwater fishing lamp).\r\n\r\n- Kapal jaring insang\r\nKapal | 260 | air (underwater fishing lamp).\r\n\r\n- Kapal jaring insang\r\nKapal | ||
261 | yang didesain sangat sederhana. Umumnya berukuran kecil dan memiliki | 261 | yang didesain sangat sederhana. Umumnya berukuran kecil dan memiliki | ||
262 | geladak terbuka dan beroperasi di lautan terbuka.\r\nJenis kapal ini | 262 | geladak terbuka dan beroperasi di lautan terbuka.\r\nJenis kapal ini | ||
263 | tidak banyak memerlukan perlengkapan penangkapan. Kapal jaring insang | 263 | tidak banyak memerlukan perlengkapan penangkapan. Kapal jaring insang | ||
264 | kecil umumnya memiliki ruang kemudi di bagian belakang yang sekaligus | 264 | kecil umumnya memiliki ruang kemudi di bagian belakang yang sekaligus | ||
265 | berfungsi sebagai ruang akomodasi. Karakteristik kapal jaring insang | 265 | berfungsi sebagai ruang akomodasi. Karakteristik kapal jaring insang | ||
266 | berkapasitas kurang dari 30 GT dengan awak kapal 7-12 orang. Memiliki | 266 | berkapasitas kurang dari 30 GT dengan awak kapal 7-12 orang. Memiliki | ||
267 | tiga jenis, yaitu kapal jaring insang permukaan, kapal jaring insang | 267 | tiga jenis, yaitu kapal jaring insang permukaan, kapal jaring insang | ||
268 | pertengahan, kapal jaring insang dasar. Kapal pancing joran Kapal ini | 268 | pertengahan, kapal jaring insang dasar. Kapal pancing joran Kapal ini | ||
269 | memiliki dua tipe, yaitu tipe Amerika dan tipe Jepang. | 269 | memiliki dua tipe, yaitu tipe Amerika dan tipe Jepang. | ||
270 | \r\n\r\n\r\n\r\n- Kapal pancing joran memiliki nama lain huhate atau | 270 | \r\n\r\n\r\n\r\n- Kapal pancing joran memiliki nama lain huhate atau | ||
271 | pole and line. \r\nKapal pancing joran yang dioperasikan di Indonesia | 271 | pole and line. \r\nKapal pancing joran yang dioperasikan di Indonesia | ||
272 | umumnya menggunakan tipe Jepang karena pemancingan dilakukan di | 272 | umumnya menggunakan tipe Jepang karena pemancingan dilakukan di | ||
273 | haluan. Ruang kemudi dan akomodasi ditempatkan di bagian buritan. | 273 | haluan. Ruang kemudi dan akomodasi ditempatkan di bagian buritan. | ||
274 | Kapal ini dilengkapi dengan tangki umpan hidup dan water sprayer yang | 274 | Kapal ini dilengkapi dengan tangki umpan hidup dan water sprayer yang | ||
275 | digunakan untuk menarik perhatian ikan. Karakteristik kapal ini | 275 | digunakan untuk menarik perhatian ikan. Karakteristik kapal ini | ||
276 | memiliki kapasitas 10-80 GT dengan awak kapal 15-30 orang. Anjungan | 276 | memiliki kapasitas 10-80 GT dengan awak kapal 15-30 orang. Anjungan | ||
277 | kapal menjorong ke dalam, memiliki bak umpan hidup dan penyemprot air. | 277 | kapal menjorong ke dalam, memiliki bak umpan hidup dan penyemprot air. | ||
278 | Memiliki tiga jenis, yaitu kapal huhate perairan pantai, kapal huhate | 278 | Memiliki tiga jenis, yaitu kapal huhate perairan pantai, kapal huhate | ||
279 | perairan lepas pantai, dan kapal huhate perairan samudra.\r\n\r\n- | 279 | perairan lepas pantai, dan kapal huhate perairan samudra.\r\n\r\n- | ||
280 | Kapal rawai \r\nKapal yang dilengkapi dengan pancing dengan tipe Eropa | 280 | Kapal rawai \r\nKapal yang dilengkapi dengan pancing dengan tipe Eropa | ||
281 | dan Jepang. Kapal rawai umumnya ditarik dari lambung kapal dengan | 281 | dan Jepang. Kapal rawai umumnya ditarik dari lambung kapal dengan | ||
282 | menggunakan line hauler. Sedangkan setting dan penataan komponen kapal | 282 | menggunakan line hauler. Sedangkan setting dan penataan komponen kapal | ||
283 | rawai ditentukan dari tipe kapal yang digunakan. Kapal ini memiliki | 283 | rawai ditentukan dari tipe kapal yang digunakan. Kapal ini memiliki | ||
284 | kapasitas 50-200 GT dengan awak kapal 10-25 orang. Operasi penangkapan | 284 | kapasitas 50-200 GT dengan awak kapal 10-25 orang. Operasi penangkapan | ||
285 | ikan 15-60 hari per trip dengan perlengkapan pelempar tali, pengatur | 285 | ikan 15-60 hari per trip dengan perlengkapan pelempar tali, pengatur | ||
286 | tali, penarik tali, dan palka.\r\n\r\n- Kapal tonda \r\nKapal | 286 | tali, penarik tali, dan palka.\r\n\r\n- Kapal tonda \r\nKapal | ||
287 | penangkapan ikan dengan pancing yang ditarik sepanjang permukaan. | 287 | penangkapan ikan dengan pancing yang ditarik sepanjang permukaan. | ||
288 | Ukuran kapal tonda sangat variatif dari yang berukuran kecil dengan | 288 | Ukuran kapal tonda sangat variatif dari yang berukuran kecil dengan | ||
289 | geladak terbuka hingga berukuran besar.Kapal ini dilengkapi dengan | 289 | geladak terbuka hingga berukuran besar.Kapal ini dilengkapi dengan | ||
290 | sistem refrigerasi sepanjang 35-30 meter. Kapal ini digerakkan dengan | 290 | sistem refrigerasi sepanjang 35-30 meter. Kapal ini digerakkan dengan | ||
291 | mesin tetapi juga dipasang layar untuk mempertahankan haluan saat | 291 | mesin tetapi juga dipasang layar untuk mempertahankan haluan saat | ||
292 | sedang melakukan tarikan. Di Indonesia kapal tonda masih menggunakan | 292 | sedang melakukan tarikan. Di Indonesia kapal tonda masih menggunakan | ||
293 | layar terutama yang beroperasi di sekitar kepulauan Karimun Jawa dan | 293 | layar terutama yang beroperasi di sekitar kepulauan Karimun Jawa dan | ||
294 | Bawean. Memiliki karakteristik mampu menampung kurang dari 15 GT | 294 | Bawean. Memiliki karakteristik mampu menampung kurang dari 15 GT | ||
295 | dengan awak kapal 5-7 orang. Memiliki tali pancing 5-30 buah dengan | 295 | dengan awak kapal 5-7 orang. Memiliki tali pancing 5-30 buah dengan | ||
296 | umpan buatan. Kapal ini memiliki dua jenis, yaitu tonda permuakaan | 296 | umpan buatan. Kapal ini memiliki dua jenis, yaitu tonda permuakaan | ||
297 | (surface) dan tonda pertengahan (mind water).\r\n###7. Perizinan Usaha | 297 | (surface) dan tonda pertengahan (mind water).\r\n###7. Perizinan Usaha | ||
298 | Penangkapan Ikan dan Kapal Perikanan\r\nSurat Izin Usaha Perikanan | 298 | Penangkapan Ikan dan Kapal Perikanan\r\nSurat Izin Usaha Perikanan | ||
299 | adalah izin tertulis yang harus dimiliki perusahaan perikanan untuk | 299 | adalah izin tertulis yang harus dimiliki perusahaan perikanan untuk | ||
300 | melakukan usaha perikanan dengan menggunakan sarana produksi yang | 300 | melakukan usaha perikanan dengan menggunakan sarana produksi yang | ||
301 | tercantum dalam izin tersebut. SIUP wajib dimiliki oleh setiap orang | 301 | tercantum dalam izin tersebut. SIUP wajib dimiliki oleh setiap orang | ||
302 | yang melakukan usaha perikanan tangkap di laut lepas.\r\nSurat Izin | 302 | yang melakukan usaha perikanan tangkap di laut lepas.\r\nSurat Izin | ||
303 | Usaha Perikanan (SIPI) adalah surat izin yang harus dimiliki setiap | 303 | Usaha Perikanan (SIPI) adalah surat izin yang harus dimiliki setiap | ||
304 | kapal perikanan berbendera Indonesia yang melakukan kegiatan | 304 | kapal perikanan berbendera Indonesia yang melakukan kegiatan | ||
305 | penangkapan ikan diperairan Indonesia dan atau Zona Ekonomi Eksklusif | 305 | penangkapan ikan diperairan Indonesia dan atau Zona Ekonomi Eksklusif | ||
306 | Indonesia (ZEEI) yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari | 306 | Indonesia (ZEEI) yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari | ||
307 | Izin Usaha Perikanan (IUP).\r\n###8. Penetapan Zona Wilayah Pesisir | 307 | Izin Usaha Perikanan (IUP).\r\n###8. Penetapan Zona Wilayah Pesisir | ||
308 | dan Pulau-Pulau Kecil (WP3K)\r\nPeraturan Daerah Provinsi Kalimantan | 308 | dan Pulau-Pulau Kecil (WP3K)\r\nPeraturan Daerah Provinsi Kalimantan | ||
309 | Timur Nomor 2 Tahun 2021 Tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan | 309 | Timur Nomor 2 Tahun 2021 Tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan | ||
310 | Pulau-Pulau Kecil Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2021 - 2041 | 310 | Pulau-Pulau Kecil Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2021 - 2041 | ||
311 | (RZWP3K)", | 311 | (RZWP3K)", | ||
312 | "num_resources": 4, | 312 | "num_resources": 4, | ||
313 | "num_tags": 3, | 313 | "num_tags": 3, | ||
314 | "organization": { | 314 | "organization": { | ||
315 | "approval_status": "approved", | 315 | "approval_status": "approved", | ||
316 | "created": "2021-07-08T06:54:03.371544", | 316 | "created": "2021-07-08T06:54:03.371544", | ||
317 | "description": "Jalan Kesuma Bangsa, Dadi Mulya, Samarinda, Kota | 317 | "description": "Jalan Kesuma Bangsa, Dadi Mulya, Samarinda, Kota | ||
318 | Samarinda, Kalimantan Timur 75242", | 318 | Samarinda, Kalimantan Timur 75242", | ||
319 | "id": "aa9b0229-79ad-45e8-be2f-46d8b71ed7ac", | 319 | "id": "aa9b0229-79ad-45e8-be2f-46d8b71ed7ac", | ||
320 | "image_url": "2021-07-08-061059.148542kaltim.png", | 320 | "image_url": "2021-07-08-061059.148542kaltim.png", | ||
321 | "is_organization": true, | 321 | "is_organization": true, | ||
322 | "name": "dinas-kelautan-dan-perikanan", | 322 | "name": "dinas-kelautan-dan-perikanan", | ||
323 | "state": "active", | 323 | "state": "active", | ||
324 | "title": "Dinas Kelautan dan Perikanan", | 324 | "title": "Dinas Kelautan dan Perikanan", | ||
325 | "type": "organization" | 325 | "type": "organization" | ||
326 | }, | 326 | }, | ||
327 | "owner_org": "aa9b0229-79ad-45e8-be2f-46d8b71ed7ac", | 327 | "owner_org": "aa9b0229-79ad-45e8-be2f-46d8b71ed7ac", | ||
328 | "private": false, | 328 | "private": false, | ||
329 | "relationships_as_object": [], | 329 | "relationships_as_object": [], | ||
330 | "relationships_as_subject": [], | 330 | "relationships_as_subject": [], | ||
331 | "resources": [ | 331 | "resources": [ | ||
332 | { | 332 | { | ||
333 | "cache_last_updated": null, | 333 | "cache_last_updated": null, | ||
334 | "cache_url": null, | 334 | "cache_url": null, | ||
335 | "created": "2023-05-12T10:40:52.213620", | 335 | "created": "2023-05-12T10:40:52.213620", | ||
336 | "datastore_active": false, | 336 | "datastore_active": false, | ||
337 | "description": "Prioritas Prov. Kaltim Tahun 2021-2023", | 337 | "description": "Prioritas Prov. Kaltim Tahun 2021-2023", | ||
338 | "format": "XLSX", | 338 | "format": "XLSX", | ||
339 | "hash": "", | 339 | "hash": "", | ||
340 | "id": "250e348c-fab9-4ff7-8e1d-cb3ba1e94965", | 340 | "id": "250e348c-fab9-4ff7-8e1d-cb3ba1e94965", | ||
341 | "last_modified": "2023-11-15T00:29:16.733871", | 341 | "last_modified": "2023-11-15T00:29:16.733871", | ||
342 | "metadata_modified": "2023-11-15T00:29:16.745883", | 342 | "metadata_modified": "2023-11-15T00:29:16.745883", | ||
343 | "mimetype": | 343 | "mimetype": | ||
344 | "application/vnd.openxmlformats-officedocument.spreadsheetml.sheet", | 344 | "application/vnd.openxmlformats-officedocument.spreadsheetml.sheet", | ||
345 | "mimetype_inner": null, | 345 | "mimetype_inner": null, | ||
346 | "name": "Prioritas Prov. Kaltim Tahun 2021-2023.xlsx", | 346 | "name": "Prioritas Prov. Kaltim Tahun 2021-2023.xlsx", | ||
347 | "package_id": "0c7c8af2-de78-4d9e-8aaa-b3cd2f58ebb1", | 347 | "package_id": "0c7c8af2-de78-4d9e-8aaa-b3cd2f58ebb1", | ||
348 | "position": 0, | 348 | "position": 0, | ||
349 | "resource_type": null, | 349 | "resource_type": null, | ||
350 | "size": 11112, | 350 | "size": 11112, | ||
351 | "state": "active", | 351 | "state": "active", | ||
352 | "url": | 352 | "url": | ||
353 | 1d-cb3ba1e94965/download/prioritas-prov.-kaltim-tahun-2021-2023.xlsx", | 353 | 1d-cb3ba1e94965/download/prioritas-prov.-kaltim-tahun-2021-2023.xlsx", | ||
354 | "url_type": "upload" | 354 | "url_type": "upload" | ||
355 | }, | 355 | }, | ||
356 | { | 356 | { | ||
357 | "cache_last_updated": null, | 357 | "cache_last_updated": null, | ||
358 | "cache_url": null, | 358 | "cache_url": null, | ||
359 | "created": "2023-05-12T10:41:10.621875", | 359 | "created": "2023-05-12T10:41:10.621875", | ||
360 | "datastore_active": false, | 360 | "datastore_active": false, | ||
361 | "description": "Prioritas Prov. Kaltim Tahun 2021-2023", | 361 | "description": "Prioritas Prov. Kaltim Tahun 2021-2023", | ||
362 | "format": "CSV", | 362 | "format": "CSV", | ||
363 | "hash": "", | 363 | "hash": "", | ||
364 | "id": "0af99e16-9e41-4d72-8e81-781ef225c14b", | 364 | "id": "0af99e16-9e41-4d72-8e81-781ef225c14b", | ||
n | 365 | "last_modified": "2023-11-14T04:15:25.502874", | n | 365 | "last_modified": "2023-11-15T00:30:00.019421", |
366 | "metadata_modified": "2023-11-14T04:15:25.513172", | 366 | "metadata_modified": "2023-11-15T00:30:00.030036", | ||
367 | "mimetype": "text/csv", | 367 | "mimetype": "text/csv", | ||
368 | "mimetype_inner": null, | 368 | "mimetype_inner": null, | ||
369 | "name": "Prioritas Prov. Kaltim Tahun 2021-2023.csv", | 369 | "name": "Prioritas Prov. Kaltim Tahun 2021-2023.csv", | ||
370 | "package_id": "0c7c8af2-de78-4d9e-8aaa-b3cd2f58ebb1", | 370 | "package_id": "0c7c8af2-de78-4d9e-8aaa-b3cd2f58ebb1", | ||
371 | "position": 1, | 371 | "position": 1, | ||
372 | "resource_type": null, | 372 | "resource_type": null, | ||
t | 373 | "size": 1407, | t | 373 | "size": 1394, |
374 | "state": "active", | 374 | "state": "active", | ||
375 | "url": | 375 | "url": | ||
376 | e81-781ef225c14b/download/prioritas-prov.-kaltim-tahun-2021-2023.csv", | 376 | e81-781ef225c14b/download/prioritas-prov.-kaltim-tahun-2021-2023.csv", | ||
377 | "url_type": "upload" | 377 | "url_type": "upload" | ||
378 | }, | 378 | }, | ||
379 | { | 379 | { | ||
380 | "cache_last_updated": null, | 380 | "cache_last_updated": null, | ||
381 | "cache_url": null, | 381 | "cache_url": null, | ||
382 | "created": "2023-08-02T01:22:39.937126", | 382 | "created": "2023-08-02T01:22:39.937126", | ||
383 | "datastore_active": false, | 383 | "datastore_active": false, | ||
384 | "description": "MS-Ind dan MS-Var KUSUKA", | 384 | "description": "MS-Ind dan MS-Var KUSUKA", | ||
385 | "format": "XLSX", | 385 | "format": "XLSX", | ||
386 | "hash": "", | 386 | "hash": "", | ||
387 | "id": "564fe0a2-123f-4e4d-b262-c285b7a67c30", | 387 | "id": "564fe0a2-123f-4e4d-b262-c285b7a67c30", | ||
388 | "last_modified": "2023-08-02T01:22:39.919829", | 388 | "last_modified": "2023-08-02T01:22:39.919829", | ||
389 | "metadata_modified": "2023-11-14T04:16:02.451016", | 389 | "metadata_modified": "2023-11-14T04:16:02.451016", | ||
390 | "mimetype": | 390 | "mimetype": | ||
391 | "application/vnd.openxmlformats-officedocument.spreadsheetml.sheet", | 391 | "application/vnd.openxmlformats-officedocument.spreadsheetml.sheet", | ||
392 | "mimetype_inner": null, | 392 | "mimetype_inner": null, | ||
393 | "name": "MS-Ind dan MS-Var KUSUKA.xlsx", | 393 | "name": "MS-Ind dan MS-Var KUSUKA.xlsx", | ||
394 | "package_id": "0c7c8af2-de78-4d9e-8aaa-b3cd2f58ebb1", | 394 | "package_id": "0c7c8af2-de78-4d9e-8aaa-b3cd2f58ebb1", | ||
395 | "position": 2, | 395 | "position": 2, | ||
396 | "resource_type": null, | 396 | "resource_type": null, | ||
397 | "size": 1358779, | 397 | "size": 1358779, | ||
398 | "state": "active", | 398 | "state": "active", | ||
399 | "url": | 399 | "url": | ||
400 | -b262-c285b7a67c30/download/ms-variabel-dan-ms-indikator_kusuka.xlsx", | 400 | -b262-c285b7a67c30/download/ms-variabel-dan-ms-indikator_kusuka.xlsx", | ||
401 | "url_type": "upload" | 401 | "url_type": "upload" | ||
402 | }, | 402 | }, | ||
403 | { | 403 | { | ||
404 | "cache_last_updated": null, | 404 | "cache_last_updated": null, | ||
405 | "cache_url": null, | 405 | "cache_url": null, | ||
406 | "created": "2023-08-02T01:23:13.929050", | 406 | "created": "2023-08-02T01:23:13.929050", | ||
407 | "datastore_active": false, | 407 | "datastore_active": false, | ||
408 | "description": "MS-Keg KUSUKA", | 408 | "description": "MS-Keg KUSUKA", | ||
409 | "format": "DOCX", | 409 | "format": "DOCX", | ||
410 | "hash": "", | 410 | "hash": "", | ||
411 | "id": "8604bb60-57bd-41c1-bc8d-f5b14d8f8f20", | 411 | "id": "8604bb60-57bd-41c1-bc8d-f5b14d8f8f20", | ||
412 | "last_modified": "2023-08-02T01:23:13.909474", | 412 | "last_modified": "2023-08-02T01:23:13.909474", | ||
413 | "metadata_modified": "2023-11-14T04:16:21.221736", | 413 | "metadata_modified": "2023-11-14T04:16:21.221736", | ||
414 | "mimetype": | 414 | "mimetype": | ||
415 | lication/vnd.openxmlformats-officedocument.wordprocessingml.document", | 415 | lication/vnd.openxmlformats-officedocument.wordprocessingml.document", | ||
416 | "mimetype_inner": null, | 416 | "mimetype_inner": null, | ||
417 | "name": "MS-Keg KUSUKA.docx", | 417 | "name": "MS-Keg KUSUKA.docx", | ||
418 | "package_id": "0c7c8af2-de78-4d9e-8aaa-b3cd2f58ebb1", | 418 | "package_id": "0c7c8af2-de78-4d9e-8aaa-b3cd2f58ebb1", | ||
419 | "position": 3, | 419 | "position": 3, | ||
420 | "resource_type": null, | 420 | "resource_type": null, | ||
421 | "size": 208743, | 421 | "size": 208743, | ||
422 | "state": "active", | 422 | "state": "active", | ||
423 | "url": | 423 | "url": | ||
424 | -57bd-41c1-bc8d-f5b14d8f8f20/download/ms-kegiatan_kusuka_2023-1.docx", | 424 | -57bd-41c1-bc8d-f5b14d8f8f20/download/ms-kegiatan_kusuka_2023-1.docx", | ||
425 | "url_type": "upload" | 425 | "url_type": "upload" | ||
426 | } | 426 | } | ||
427 | ], | 427 | ], | ||
428 | "state": "active", | 428 | "state": "active", | ||
429 | "tags": [ | 429 | "tags": [ | ||
430 | { | 430 | { | ||
431 | "display_name": "KUSUKA", | 431 | "display_name": "KUSUKA", | ||
432 | "id": "bb2b713f-0c51-4687-bfeb-115cd7a14852", | 432 | "id": "bb2b713f-0c51-4687-bfeb-115cd7a14852", | ||
433 | "name": "KUSUKA", | 433 | "name": "KUSUKA", | ||
434 | "state": "active", | 434 | "state": "active", | ||
435 | "vocabulary_id": null | 435 | "vocabulary_id": null | ||
436 | }, | 436 | }, | ||
437 | { | 437 | { | ||
438 | "display_name": "Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan", | 438 | "display_name": "Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan", | ||
439 | "id": "789ec76a-9511-432e-bb2b-039c5090a25b", | 439 | "id": "789ec76a-9511-432e-bb2b-039c5090a25b", | ||
440 | "name": "Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan", | 440 | "name": "Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan", | ||
441 | "state": "active", | 441 | "state": "active", | ||
442 | "vocabulary_id": null | 442 | "vocabulary_id": null | ||
443 | }, | 443 | }, | ||
444 | { | 444 | { | ||
445 | "display_name": "produk", | 445 | "display_name": "produk", | ||
446 | "id": "4941ff34-beb8-4fc1-bf19-6abbfd3da824", | 446 | "id": "4941ff34-beb8-4fc1-bf19-6abbfd3da824", | ||
447 | "name": "produk", | 447 | "name": "produk", | ||
448 | "state": "active", | 448 | "state": "active", | ||
449 | "vocabulary_id": null | 449 | "vocabulary_id": null | ||
450 | } | 450 | } | ||
451 | ], | 451 | ], | ||
452 | "title": "Data Prioritas DKP Prov. Kaltim Tahun 2021-2023", | 452 | "title": "Data Prioritas DKP Prov. Kaltim Tahun 2021-2023", | ||
453 | "type": "dataset", | 453 | "type": "dataset", | ||
454 | "url": "Dinas Kelautan dan Perikanan", | 454 | "url": "Dinas Kelautan dan Perikanan", | ||
455 | "version": "" | 455 | "version": "" | ||
456 | } | 456 | } |