Kapal Perikanan Kalimantan Timur Tahun 2021-2022
Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
Kapal Perikanan adalah kapal, perahu, atau alat apung lain yang digunakan untuk melakukan penangkapan ikan, mendukung operasi penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, pengangkutan ikan, pengolahan ikan, pelatihan perikanan, dan penelitian/eksplorasi perikanan.
Kategori kapal perikanan Kapal perikanan di Indonesia dapat dibedakan menjadi lima kategori, yaitu: Kapal penangkap ikan adalah kapal yang secara khusus digunakan untuk menangkap ikan termasuk menampung, menyimpan, mendinginkan, atau mengawetkan. Kapal pengangkut ikan dan pengolah ikan adalah kapal yang secara khsusus digunakan untuk mengangkut ikan termasuk memuat, menampung, menyimpan, mendinginkan, atau mengawetkan. Kapal latih perikanan adalah kapal khusus digunakan untuk praktek kelautan, yang meliputi navigasi, penangkapan ikan, penanganan hasil ikan tangkapan, dan lain-lain. Kapal penelitian atau eksplorasi perikanan adalah kapal yang secara khusus digunakan untuk kegiatan penelitian, termasuk pendugaan sediaan sumber daya ikan, oceanografi, dan lain-lain. Kapal pendukung operasi penangkapan ikan dan atau pembudidayaan ikan. Jenis-jenis kapal penangkap ikan Menurut Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: KEP. 02/MEN/2002 kapal perikanan memiliki beberapa jenis antara lain sebagai berikut:
-
Kapal pukat cincin (purse seine)
Kapal pukat cincin merupakan kapal yang paling efektif untuk menangkap sekumpulan (schooling) ikan yang berada dekat permukaan. Sebagai sarana pengamatan ikan terdapat tempat jala(crows nest) di tiang utama. Pada kapal pukat cincin berukuran besar terdapat fasilitas bangunan pengamatan dan helipad. Kapal pukat cincin yang digunakan di Indonesia adalah kapal pukat cincin atau kapal purse seine kayu tanpa menggunakan power block.
Biasanya kapal pukat cincin ini menggunakan tenaga manusia sebagai penggerak. Kapal pukat cincin ini memiliki karakteristik memiliki awak kapal 20-35 orang. Memiliki kapasitas muatan 30-600 gross tonnage (GT) atau tonase kotor. Sistem operasinya ada dua, yakni satu kapal dan dua kapal. Serta memiliki dua jenis, kapal pukat cincin pantai dan kapal pukat cincin lepas pantai.
-
Kapal pukat hela
Memiliki nama lain trawler, merupakan kapal yang didesain untuk menarik pukat hela di belakang kapal.
Umumnya kapal-kapal tersebut memiliki geladak kerja di buritan kecuali untuk kapal hasil modifikasi dari kapal lain yang digunakan untuk mengoperassikan kapal puket hela samping (side trawl). Kapal pukat hela belakang (stern trawl) dan kapal pukat samping dapat digunakan untuk mengoperasikan trawl dasar, pertengahan, dan permukaan.
Hasil tangkapan ada yang langsung ditangani di atas deck dan untuk kapal pukat hela yang berukuran besar di lakukan di bawah deck (working spaces). Kapal pukat hela belakang mampu memuat hingga 200 GR. Kapal ini dilengkapi engan slip way dan roller di buritan yang berfungsi untuk alur pukat hela dari dan ke kapal. Kapal pukat hela samping untuk mengoperasikan pukat hela dari samping terutama saat setting dan hauling. Sedangkan bagian towing di belakang seperti kapal-kapal pukat pada umumnya.
-
Kapal pukat hela rig ganda
Memiliki nama lain double rigger trawl, merupakan kapal hela udang. Didesain untuk menghela dua atau lebih pukat hela dalam menangkap udang di belakang kapal memlalui dua buah rig yang dipasang menjorok ke kiri dan kanan lambung kapal.
-
Kapal pukat garuk
Termasuk kategori kapal pukat hela dasar. Kapal ini dirancang untuk mengoperasikan pukat garuk pengumpul kerang-kerang di dasar laut dengan cara menghela di belakang kapal.
-
Kapal jaring angkat
Merupakan kapal yang didesain dan dilengkapi peralatan yang digunakan untuk mengoperasikan jaring berukuran besar. Peralatan ini ditata di geladak untuk menaik-turunkan jaring di lambung kanan dan lambung kiri kapal secara bergantian. Kapal ini juga dilengkapi dengan lampu-lampu penarik perhatian ikan baik dipermukaan maupun di bawah air (underwater fishing lamp).
-
Kapal jaring insang
Kapal yang didesain sangat sederhana. Umumnya berukuran kecil dan memiliki geladak terbuka dan beroperasi di lautan terbuka.
Jenis kapal ini tidak banyak memerlukan perlengkapan penangkapan. Kapal jaring insang kecil umumnya memiliki ruang kemudi di bagian belakang yang sekaligus berfungsi sebagai ruang akomodasi. Karakteristik kapal jaring insang berkapasitas kurang dari 30 GT dengan awak kapal 7-12 orang. Memiliki tiga jenis, yaitu kapal jaring insang permukaan, kapal jaring insang pertengahan, kapal jaring insang dasar. Kapal pancing joran Kapal ini memiliki dua tipe, yaitu tipe Amerika dan tipe Jepang.
-
Kapal pancing joran memiliki nama lain huhate atau pole and line.
Kapal pancing joran yang dioperasikan di Indonesia umumnya menggunakan tipe Jepang karena pemancingan dilakukan di haluan. Ruang kemudi dan akomodasi ditempatkan di bagian buritan. Kapal ini dilengkapi dengan tangki umpan hidup dan water sprayer yang digunakan untuk menarik perhatian ikan. Karakteristik kapal ini memiliki kapasitas 10-80 GT dengan awak kapal 15-30 orang. Anjungan kapal menjorong ke dalam, memiliki bak umpan hidup dan penyemprot air. Memiliki tiga jenis, yaitu kapal huhate perairan pantai, kapal huhate perairan lepas pantai, dan kapal huhate perairan samudra.
-
Kapal rawai
Kapal yang dilengkapi dengan pancing dengan tipe Eropa dan Jepang. Kapal rawai umumnya ditarik dari lambung kapal dengan menggunakan line hauler. Sedangkan setting dan penataan komponen kapal rawai ditentukan dari tipe kapal yang digunakan. Kapal ini memiliki kapasitas 50-200 GT dengan awak kapal 10-25 orang. Operasi penangkapan ikan 15-60 hari per trip dengan perlengkapan pelempar tali, pengatur tali, penarik tali, dan palka.
-
Kapal tonda
Kapal penangkapan ikan dengan pancing yang ditarik sepanjang permukaan. Ukuran kapal tonda sangat variatif dari yang berukuran kecil dengan geladak terbuka hingga berukuran besar.Kapal ini dilengkapi dengan sistem refrigerasi sepanjang 35-30 meter. Kapal ini digerakkan dengan mesin tetapi juga dipasang layar untuk mempertahankan haluan saat sedang melakukan tarikan. Di Indonesia kapal tonda masih menggunakan layar terutama yang beroperasi di sekitar kepulauan Karimun Jawa dan Bawean. Memiliki karakteristik mampu menampung kurang dari 15 GT dengan awak kapal 5-7 orang. Memiliki tali pancing 5-30 buah dengan umpan buatan. Kapal ini memiliki dua jenis, yaitu tonda permuakaan (surface) dan tonda pertengahan (mind water).